Dai Anlan | |
---|---|
![]() |
|
Nama asli | 戴安瀾 |
Lahir |
25 November, 1904
, Anhui , Dinasti Qing |
Meninggal |
26 Mei 1942
, Burma |
(umur 37)
Pengabdian |
![]() |
Dinas/cabang |
![]() |
Lama dinas | 1924–1942 |
Pangkat |
![]() ![]() |
Komandan | |
Perang/pertempuran |
Insiden Jinan
Pertempuran Taierzhuang Pertempuran Wuhan |
Penghargaan |
![]() |
Dai Anlan ( Hanzi : 戴安瀾 ; Wade–Giles : Tai An-lan ; 25 November 1904 – 26 Mei 1942) adalah seorang mayor jenderal di Republik Tiongkok . Sebagai komandan di Tentara Revolusioner Nasional , karirnya menonjol saat ia memukul Jepang di dan selama Perang Tiongkok–Jepang Kedua dan Kampanye Burma . Ia terluka di pertempuran saat hendak kembali ke Tiongkok dari Burma dan meninggal pada Mei 1942. Secara anumerta, pangkatnya dinaikkan menjadi letnan jenderal oleh Chiang Kai-shek dan diberikan oleh Presiden Franklin Delano Roosevelt .
Kehidupan awal dan karir
Dai Anlan lahir pada 1904 di keluarga petani di , Anhui , Dinasti Qing . Nama lahirnya adalah Dai Yangong ( 戴衍功 ), yang kemudian diberi nama Dai Bingyang ( 戴炳陽 ) di sekolah. Seorang pelajar teladan, Dai diterima di Sekolah Publik Anhui yang dikelola oleh Tao Xingzhi . [ 1 ]
Pada 1924, Dai merantau ke Guangzhou setelah mendengar bahwa ada dibuka sekolah militer, yakni Akademi Militer Whampoa . Ia diterima sebagai murid disana dan mengubah namanya menjadi Anlan yang artinya "menenangkan ombak". [ 1 ] Setelah lulus dari Whampoa pada 1926, Dai berpartisipasi di Ekspedisi ke Utara dan melawan serdadu pasukan Jepang di Insiden Jinan . [ 1 ]
Perang Tiongkok-Jepang Kedua dan Kampanye Burma
Setelah Insiden Mukden pada 1931, Kekaisaran Jepang menguasai Tiongkok Timur Laut dan mulai menyerbu Tiongkok Utara . Pada 1933, Dai yang saat itu menjadi komandan resimen melawan Jepang di sebuah bagian Tembok Besar Tiongkok di Gubeikou dimana tentaranya yang tidak begitu terlatih dipukul mundur oleh pasukan Jepang dengan kekalahan signifikan. [ 1 ]
Saat Perang Tiongkok–Jepang Kedua bergejolak secara penuh oleh Jepang, Dai dipromosi menjadi komandan brigade dan berjuang di banyak pertempuran seperti Taierzhuang dan Wuhan , hingga dipromosi menjadi wakil komandan Divisi 89 dan kemudian komandan . [ 1 ] Pada 1939, Dai dan divisinya melawan Jepang di dan sukses mempertahankan lintasan itu dari Jepang. Dai terluka selama pertempuran dan harus diistirahatkan selama lebih dari sebulan sebelum kembali memimpin divisinya. [ 1 ]
Pertempuran Toungoo
Setelah Jepang mendeklarasikan perang melawan blok Sekutu dan melancarkan Perang Pasifik pada Desember 1941, Jepang dengan cepat menguasai Singapura dan Hong Kong dan melancarkan serangan besar di Burma yang masih menjadi bagian jajahan Inggris. [ 2 ] Pemerintah Inggris meminta bantuan Tiongkok dan pemerintah Kuomintang di Chongqing mengirimkan 100,000 pasukan untuk melawan Jepang di Kampanye Burma . [ 2 ] Divisi 200 pimpinan Dai Anlan menjadi barisan depan dari Pasukan Ekspedisi Tiongkok dan mencapai Toungoo di Burma hilir pada 8 Maret 1942. Mereka untuk pertama kalinya pada 19 Maret. [ 2 ]
Setelah menghancurkan kekuatan udara Inggris, Jepang mengepung Toungoo dengan kekuatan 4 kali lipat dibandingkan pasukan Dai Anlan. Namun, Divisi 200 terus menahan serangan Jepang selama 10 hari, membunuh sebanyak 5,000 pasukan musuh. Setelah kehilangan kurang lebih 2,000 pasukannya, Dai terpaksa memerintah pasukannya untuk mundur dan keluar dari Toungoo. Divisi tersebut keluar pada 30 Maret 1942. [ 2 ] [ 3 ]
Kemunduran dan gugur
Divisi 200 mundur ke arah utara menuju Sungai Sittaung dan bergabung dengan Divisi 22. Mereka memblokir gerakan pasukan Jepang sampai ke Sittaung [ 3 ] dan menduduki Taunggyi di Burma tengah dari Jepang pada 25 April. [ 4 ] Namun karena kekalahan besar yang diterima oleh Tiongkok dan Inggris, pemerintah Tiongkok memerintah Pasukan Ekspedisi untuk mundur. [ 2 ] Saat perjalanan pulang, Divisi 200 disergap oleh pasukan Jepang. [ 2 ] Mereka berhasil menangkal sergapan Jepang namun Dai Anlan tertembak dan 2 komandan resimennya gugur pada 18 Mei dalam pertempuran tersebut. Delapan hari kemudian, Dai Anlan menghembuskan nafas terakhirnya di , Burma utara. [ 4 ]
Kenangan dan penghargaan


Saat Divisi 200 kembali dari Burma ke Tiongkok, peti mati Dai disambut oleh puluhan ribu pelayat. Pada Juli 1942, ia diberikan pemakaman kenegaraan di Quanzhou , Guangxi , tempat markas divisinya. [ 1 ] Chiang Kai-shek memberikan sebuah elegi untuk mengenangnya [ 5 ] dan pangkat Dai dinaikkan secara anumerta menjadi letnan jenderal. [ 1 ] Saat upacara pemakamannya berlangsung di Quanzhou, Mao Zedong yang berbasis di Yan'an memberikan sebuah puisi untuk mendiang Dai Anlan: [ 6 ] [ 7 ]
Karena agresi asing memerlukan penolakan,
Jenderal menyusun Plucking Vetches . [1]
Divisinya memiliki unit mekanis,
Keberaniannya melebihi keberanian harimau dan beruang.
Mandi darah untuk membela Toungoo ,
Mengembalikan kemenangan mengusir Jepang dari Taunggyi .
Akhirnya mengorbankan dirinya di medan perang,
Dia tidak menyimpang dari cita-cita besarnya.— Mao Zedong , "Elegi untuk Jenderal Dai Anlan"
Selain Mao, beberapa tokoh dari Partai Komunis Tiongkok seperti Zhu De , Peng Dehuai juga memberikan penghormatan kepada Dai. [ 8 ]
Pada 1944, saat Jepang melancarkan Operasi Ichi-Go dan menyerang Guangxi , makamnya dipindahkan ke Guiyang demi keamanan untuk mayatnya. Setelah Perang Dunia II berakhir, makam permanen Dai Anlan didirikan di Gunung Zhe, Wuhu menghadap kampung halamannya. Saat peti matinya dikubur kembali pada 1947, prosesi pemakamannya berjarak 1,5km. [ 1 ]
Presiden Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt pada 28 Oktober 1942 memberikan medali kepada Dai, membuatnya menjadi perwira militer Tiongkok pertama yang diberikan penghargaan tersebut. [ 9 ] Presiden Harry S. Truman dan Sekretaris Perang Amerika Serikat Henry L. Stimson menandatangani sertifikat penghargaan tersebut. [ 10 ] Medali dan sertifikat tersebut dihancurkan oleh Pengawal Merah pada masa Revolusi Kebudayaan . [ 9 ] [ 11 ] Pada 1980an, saat putra sulungnya mengunjungi Amerika Serikat sebagai tamu sarjana, ia menulis surat kepada Presiden Ronald Reagan dengan permintaan menerbitkan kembali penghargaan mendiang ayahnya. [ 9 ] [ 11 ] Permintaannya dikabulkan dan Fudong kemudian memberikan penghargaan dan medali tersebut kepada Museum Militer Revolusi Rakyat Tiongkok . [ 10 ]
Pada 1975, di Taiwan menerbitkan 6 perangko untuk memeringati 30 tahun kemenangan atas Jepang, menampilkan 6 pahlawan yang gugur dalam pertempuran: Zhang Zizhong , , , , , dan Dai Anlan. [ 12 ]
Keluarga

Setelah Dai meninggal, istrinya Wang Hexin (王荷馨) mendonasikan seluruh santunan kematian suaminya sebesar $200,000 yang ia terima dari pemerintahan Kuomintang untuk mendirikan Yayasan Memorial Anlan di Quanzhou, Guangxi. [ 11 ] Saat Kuomintang mulai kalah di Perang Saudara Tiongkok , Wang dan anaknya diberikan kesempatan oleh Kuomintang untuk kabur ke Taiwan bersama dengan pemerintah, namun Wang menolak karena ingin menjaga makam suaminya. [ 13 ]
Dai dan Wang memiliki tiga orang putra dan seorang putri: , Dai Fanli ( 戴藩籬 ), Dai Jingdong ( 戴靖東 ), dan Dai Chengdong ( 戴澄東 ). Fudong menjadi arsitek terkemuka dan dipilih sebagai seorang akademisi di Akademi Teknik Tiongkok ; [ 14 ] Fanli, satu-satunya putri mereka mengabdi di Perang Korea dengan Tentara Sukarelawan Rakyat ; Jingdong adalah seorang profesor di , dan Chengdong bekerja di Jiangsu sebagai insinyur hidrolika .
Referensi
- ^ a b c d e f g h i "戴安澜:一代抗日名将 英名永垂青史" . Xinhua . 2015-08-19 . Diakses tanggal 2019-03-11 .
- ^ a b c d e f Zhang, Chunhou; Vaughan, C. Edwin (2002). Mao Zedong as Poet and Revolutionary Leader: Social and Historical Perspectives . Lexington Books. hlm. 57– 58. ISBN 978-0-7391-0406-4 .
- ^ a b Yenne, Bill (2014). The Imperial Japanese Army: The Invincible Years 1941–42 . Bloomsbury Publishing. hlm. 279– 280. ISBN 978-1-78200-981-8 .
- ^ a b Deng, Xian (2005). Under the Same Army Flag: Recollections of the Veterans of the World War II . Wuzhou Publishing House. hlm. 314. ISBN 978-7-5085-0697-5 .
- ^ Chen Liren 陈立人 (2013). 国殇:中国远征军缅甸、滇西抗战秘录(第五部) (dalam bahasa Tionghoa). Tuanjie Publishing. hlm. 188– 9. ISBN 978-7-5126-1407-9 .
- ^ Zhang, Chunhou; Vaughan, C. Edwin (2002). Mao Zedong as Poet and Revolutionary Leader: Social and Historical Perspectives . Lexington Books. hlm. 57– 58. ISBN 978-0-7391-0406-4 .
- ^ Schram, Stuart; Cheek, Timothy, ed. (2015). Mao's Road to Power: Revolutionary Writings . Routledge. hlm. 348. ISBN 978-1-317-51589-0 .
- ^ " 'Iron man' Dai Anlan recognized by enemy and honored by Allies - World - Chinadaily.com.cn" . www.chinadaily.com.cn . Diakses tanggal 2025-02-24 .
- ^ a b c "戴安澜之子戴复东赴美寻父勋章记" . Huangpu Magazine . 2012-05-01 . Diakses tanggal 2019-03-13 .
- ^ a b "Legion of Merit for Dai Anlan, commander of the 200th Division of Chinese Expeditionary Force, conferred by the U.S. Army" . Military Museum of Chinese People's Revolution. Diarsipkan dari asli tanggal 2019-03-08 . Diakses tanggal 2019-03-13 .
- ^ a b c Gu Dinghai 顾定海 (2002). "将军后代 平民情怀 ——访建筑学家工程院院士戴复东教授" . Eastday (dalam bahasa Tionghoa). Diarsipkan dari asli tanggal 2019-11-19 . Diakses tanggal 2019-03-04 .
- ^ "特116抗日英烈像郵票" . Chunghwa Post . 2016-01-13 . Diakses tanggal 2019-03-13 .
- ^ "孙子回忆戴安澜抗战往事:客死异国 终于魂归故里" . China News . 2015-09-02 . Diakses tanggal 2019-03-13 .
- ^ Xie, Liushi (2018-03-20). "抗日名将戴安澜将军的子女后代" . Tencent . Diakses tanggal 2019-03-13 . [ pranala nonaktif permanen ]