![]() |
|
Didirikan | 12 Mei 1977 [ 1 ] |
---|---|
Lokasi |
![]() |
Direktur | Hadi Nugroho |
Akses transportasi umum | 2A 2B 10 SMP Kanisius |
Museum Batik Yogyakarta ( bahasa Jawa : ꦩꦸꦱꦶꦪꦸꦩ꧀ꦧꦛꦶꦏ꧀ꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ , translit. Musiyum Bathik Ngayogyakarta ) adalah museum batik sulam pertama di Indonesia . [ 2 ] Pendirinya bernama Hadi Nugroho dan Dewi Sukaningsih. [ 3 ] Museum Batik Yogyakarta terletak di Jalan Dr. Sutomo No. 13 A, Kota Yogyakarta . [ 4 ] [ 5 ] Bangunan ini dikelola sendiri oleh pasangan suami istri Dewi dan Hadi Nugroho. Museum diresmikan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1979. [ 3 ] Lahan yang ditempati oleh Museum Batik Yogyakarta seluas 400 m 2 . [ 6 ] Pemilik Museum Batik Yogyakarta juga menempati lahan tersebut sebagai tempat tinggal.
Pada tahun 2000 , Museum Batik Yogyakarta memperoleh penghargaan dari Museum Rekor Indonesia atas karya 'Sulaman Terpanjang' pada batik berukuran 90 x 400 cm. [ 7 ] Kemudian pada tahun 2001 , museum ini memperoleh penghargaan kembali dari MURI sebagai pemrakarsa berdirinya Museum Sulaman pertama di Indonesia.
Koleksi
Kini, museum ini menyimpan lebih dari 1.200 koleksi perbatikan yang terdiri dari 500 lembar kain batik tulis , 560 batik cap , 124 canting (alat pembatik), dan 35 wajan serta bahan pewarna, termasuk malam.
Koleksi museum ini terdiri berbagai batik gaya Yogyakarta, Solo, Pekalongan, dan gaya tradisional lainnya dalam bentuk kain panjang, sarung, dan sebagainya. Motifnya kebanyakan berupa motif pesisiran, pinggiran, terang bulan, dan motif esuk-sore.
Beberapa koleksinya yang terkenal antara lain: Kain Panjang Soga Jawa (1950-1960), Kain Panjang Soga Ergan Lama (tahun tidak tercatat), Sarung Isen-isen Antik (1880-1890), Sarung Isen-isen Antik (kelengan) (1880-1890) buatan Nyonya Belanda EV. Zeuylen dari Pekalongan , dan Sarung Panjang Soga Jawa (1920-1930) buatan Nyonya Lie Djing Kiem dari Yogyakarta. Semua koleksi yang ada dalam museum ini diperoleh dari keluarga pendiri Museum Batik Yogyakarta. Koleksi tertuanya adalah batik buatan tahun 1840.
Sedangkan, ratusan koleksi lainnya adalah hasil karya sendiri pemilik museum diantaranya sulaman gambar Presiden RI pertama Soekarno , mantan Presiden Soeharto , Megawati Soekarnoputri , dan Hamengkubuwono IX . Selain itu ada juga potret wajah pahlawan Imam Bonjol dan Pangeran Diponegoro . Ada pula sulaman wajah Paus Yohanes Paulus II dan Bunda Teresa dari India .
Referensi
- ^ Direktorat - diakses pada 22 Oktober 2009
- ^ Admin (24 Agustus 2020). "Museum Batik Yogyakarta" . visitingjogja . Diakses tanggal 3 Juni 2025 .
- ^ a b Rusmiyati, dkk. (2018). Katalog Museum Indonesia Jilid II (PDF) . Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. hlm. 8. ISBN 978-979-8250-67-5 . Pemeliharaan CS1: Status URL ( link )
- ^ Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan (2012). Album Budaya: Direktori Museum Indonesia (PDF) . Jakarta: Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan. hlm. 40. Pemeliharaan CS1: Status URL ( link )
- ^ "DAFTAR MUSEUM KEBUDAYAAN PER KEC. Danurejan" . Pusdatin Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah . Diakses tanggal 31 Mei 2025 . ;
- ^ Wijayanti, Ani (Desember 2019). Strategi Pengembangan Pariwisata Edukasi di Kota Yogyakarta (PDF) . Sleman: Penerbit Deepublish. hlm. 34. ISBN 978-623-02-0373-2 . Pemeliharaan CS1: Status URL ( link )
- ^ Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. "Museum Batik Yogyakarta" . Gregah Museum . Diakses tanggal 3 Juni 2025 .
Pranala luar
- Panduan Pariwisata Yogyakarta dan sekitarnya [ pranala nonaktif permanen ]
- Situs Resmi Kementrian Pariwisata Diarsipkan 2014-10-12 di Wayback Machine .
- Situs Resmi Museum Batik Yogyakarta
- Suara Karya Online - Museum Batik Yogyakarta Sampai Kapan Bisa Bertahan? [ pranala nonaktif permanen ] diakses pada 22 Oktober 2009