Kampung Jawa , atau Desa Jawa , adalah sebuah pemukiman di Sathorn, Bangkok yang secara historis berfungsi sebagai rumah bagi komunitas keturunan Jawa yang telah menetap di sana sejak sekitar 112 tahun lalu. [ 1 ] Komunitas ini sebelumnya bernama Komunitas Muslim Ban Thawai. [ 2 ] Kampung ini berada di Jalan Soi Charoen Rat 1 Yaek 9, Sathorn, Bangkok, dan dihuni sekitar 3.000 penduduk yang mayoritas beragama Islam dan merupakan keturunan pekerja Jawa yang diundang oleh Raja Thailand Rama V pada abad ke-19 untuk membangun taman dan bangunan dengan arsitektur khas Jawa. [ 3 ]
Sejarah
Sejarah dari Komunitas Jawa di Sathorn, Bangkok dapat ditarik pada akhir abad ke-19. Berawal dari para pekerja terampil dan pengrajin yang bermigrasi dari Jawa Tengah, seperti dari Kendal , Demak dan Yogyakarta . [ 4 ] Migrasi ini didorong oleh pristiwa kunjungan Raja Chulalongkorn dari Siam (dikenal sebagai Thailand sekarang) ke Jawa pada tahun 1896. Saat kunjunganya isa terinspirasi oleh Kebun Raya Bogor . Karena ingin membangun taman serupa di Bangkok (sekarang Taman Lumpini), ia meminta bantuan Raja-raja di Jawa untuk mengirimkan tukang kayu dan pemahat untuk membangun Taman Lumpini (yang saat itu disebut Taman Lumbini). Sebagai imbalan atas kontribusi mereka, kerajaan Thailand memberi mereka tanah untuk menetap, yang kemudian menjadi fondasi Kampung Jawa. [ 4 ]
Para migran Jawa yang sebagian besar beragama Islam, telah membangun komunitas yang erat dan bertahan selama lebih dari satu abad. Saat ini, populasi di daerah ini sekitar 3.000 orang, sebagian besar merupakan keturunan para migran awal ini, termasuk generasi kedua, ketiga, dan keempat yang merupakan warga negara Thailand tetapi tetap mempertahankan ikatan budaya dan agama yang kuat dengan warisan Jawa mereka. [ 5 ] Meskipun penggunaan bahasa Jawa telah menurun dan sebagian besar kini berbicara bahasa Thailand, komunitas ini mempertahankan identitasnya terutama melalui masjid bergaya Jawa, praktik keagamaan Islam, dan acara-acara tradisional seperti kenduren , slametan , dan tahlilan . [ 6 ]
Referensi
- ^ Putri, Syafira (2024-04-02). "Tracing Indonesian Society in Thailand's Javanese Village" . www.dompetdhuafa.org (dalam bahasa American English) . Diakses tanggal 2025-07-26 .
- ^ Van Roy, Edward (2017). Siamese melting pot: ethnic minorities in the making of Bangkok . Singapore : Chiang Mai, Thailand: ISEAS Yusof Ishak Institute ; Silkworm Books. ISBN 978-981-4762-83-0 .
- ^ Hananto, Akhyari (14 Februari 2016). "Bagaimana Kampung Jawa Bisa Ada di Tengah Kota Bangkok?" . GoodNews Indonesia . Diakses tanggal 28 Juli 2025 .
- ^ a b Brata, Nugroho Trisnu (2018-07). "Social Mobility and Cultural Reproduction of Javanese Descendant Community in Bangkok, Thailand" (dalam bahasa Inggris). Atlantis Press: 602– 605. doi : 10.2991/amca-18.2018.167 . ISBN 978-94-6252-561-0 . ;
- ^ Yusdani, Yusdani (2016). "THE LIFE OF JAVANESE MOSLEMS IN SATHORN BANGKOK THAILAND" (PDF) . International Journal of Business, Economics and Law . 9 (5).
- ^ Arfaizar, Januariansyah; Aree, Srawut (2024). "Javanese Muslims in the Metropolitan Bangkok: Fiqh At-Ta'ayusy Perspective" (PDF) . International Journal of Islamic Thought . 26 . doi : https://doi.org/10.24035/ijit.26.2024.312 . ISSN 2289-6023 . ; ;