Bahasa Jawa Blora
ꦧꦱꦗꦮꦧ꧀ꦭꦺꦴꦫ
Båså Jåwå Blorå ꦧꦱꦗꦮꦄꦤꦼꦩꦤ꧀ Båså Jåwå Aneman |
|||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Dituturkan di | Indonesia | ||||||||||
Wilayah |
|
||||||||||
Etnis | Jawa | ||||||||||
Penutur
|
|||||||||||
|
|||||||||||
Abjad Pegon
Aksara Jawa alfabet Latin |
|||||||||||
Kode bahasa | |||||||||||
ISO 639-3 | – | ||||||||||
Glottolog |
blor1234
[
1
]
|
||||||||||
![]() |
|||||||||||
Bahasa Jawa Blora ( bahasa Jawa : ꦧꦱꦗꦮꦧ꧀ꦭꦺꦴꦫ , translit. Båså Jåwå Blorå ) atau Bahasa Jawa Aneman ( bahasa Jawa : ꦧꦱꦗꦮꦄꦤꦼꦩꦤ꧀ , translit. Båså Jåwå Aneman ) atau Bahasa Jawa Jipangan ( bahasa Jawa : ꦧꦱꦗꦮꦗꦶꦥꦔꦤ꧀ , translit. Båså Jåwå Jipangan ) atau Bahasa Jawa Samin ( bahasa Jawa : ꦧꦱꦗꦮꦱꦩꦶꦤ꧀ , translit. Båså Jåwå Samin ) adalah dialek dari bahasa Jawa modern yang dituturkan di Pantura Timur Jawa Tengah & Pantura Barat Jawa Timur khususnya Kabupaten Blora , Kabupaten Rembang , sebagian timur Kabupaten Pati , Kabupaten Bojonegoro , Kabupaten Tuban & sebagian barat Kabupaten Lamongan .
Bahasa Jawa Blora juga merupakan turunan dari Bahasa Jawa Pertengahan dan memiliki banyak kesamaan dengan rumpun bahasa Jawa modern lainnya terutama dialek tengahan, terdapat ciri khas yang membedakan, yaitu dengan adanya kata penegas leh . [ 2 ] [ 3 ] Ciri khas dialek ini adalah penggunaan tengahan u pada kata sifat yang memiliki arti sangat dan penggunaan akhiran -êm atau -nêm (dengan e pepet) menggantikan akhiran -mu dalam bahasa Jawa untuk menyatakan kata ganti posesif orang kedua tunggal. Akhiran -êm dipakai jika kata berakhiran huruf konsonan, sementara -nêm dipakai jika kata berakhiran vokal. [ 4 ] [ 5 ]
Kosakata
Dialek ini agak susah dipahami bagi orang yang tinggal di area Gerbangkertosusila atau yang memakai dialek Surabaya , maupun yang tinggal di Solo Raya atau yang memakai Bahasa Jawa Baku, berikut contoh kosakata dalam dialek Blora yang berbeda dengan Bahasa Jawa Baku :
- Erek = dekat
- Gableg = punya
- Damoni = tiup
- Ceblok = jatuh
- Njarak = sengaja
- Layakman = pantesan
- Mbediding = merinding takut ketinggian
- Buwuh = pergi ke acara resepsi
- Suruan = pergi ke kondangan
- Njunguk, yayak = duduk
- Lebi = tutup
- Jengker = berbicara
- Keblegong = terperosok
- Kembet = becek yang membuat roda kendaraan tidak bisa jalan
- Gonem = punya kamu
- Gonku = punya aku
- Doweh/mlongo berarti termangu
- Piyeleh = apa ya
- Dunung = paham
- Gawok = heran
- Gendul = botol
- Genyo = kenapa
- Jandom = nongkrong
- Jingklong = nyamuk
- Lesu = lapar
- Nayoh = mudah
- Mboyak = cuek/acuh
- Ndak iya leh = masak iya sih
- Mulih= pulang
- Rumbuk = kotor/semrawut
- Greng = pohon bambu
- Genjong = diangkat.
- Ogak = tidak
- Anyep, Atis = dingin
- Luru = mencari
- Therek Tepleng = barang yang berbaris berurutan
- Dhawak = omong kosong, berbohong
- Gadêk, Porak Nhyo = tidak peduli dengan pembicaraan orang
- Endak = menyatakan kekaguman
- Semende = bersandar setelah kekenyangan
- Tonyo = pukul
- Tenggohem = kamu kira
- Mek opo = sedang apa ?
- Jungkat = sisir
- Akakno = nyalakan
Contoh Kalimat :
-
Piye
leh
iki, kok
ogak
mulih-mulih?
- Gimana sih ini, kok tidak pulang-pulang?
-
Wetengku wis
lesu
!
- Perutku sudah lapar !
-
Wis ndang
digenjong
, engko
selak
udan.
- Sudah segera diangkat , nanti keburu hujan.
Ciri lain dari bahasa Jawa dialek Aneman adalah melafalkan suku kata terakhir –uh menjadi –oh . Misalnya dalam kata ngunduh dilafalkan ngundoh (artinya : menuai), kata sepuluh dilafalkan sepuloh (artinya : angka atau bilangan sepuluh) dan kata butuh dilafalkan butoh (artinya : butuh).
Dalam bahasa Jawa dialek Aneman, suku kata terakhir –ih dilafalkan menjadi – eh . Misalnya kata mulih dilafalkan muleh (artinya : pulang), kata sugih dilafalkan sugeh (artinya : kaya) dan getih dilafalkan geteh (artinya : darah).
Akhiran –mu yang menunjukkan kepemilikan (empunya) diganti dengan akhiran –em . Misalnya, kata omah-mu diganti menjadi omah-em (artinya : rumahmu), kata wedus-mu diganti menjadi wedus-em (artinya : kambingmu) dan bapakmu diganti dengan bapak-em (artinya : bapakmu).
Referensi
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Jawa Blora". Glottolog 4.8 . Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. ; ;
- ^ bloranews (2016-09-02). "BUDAYA BLORA : BAHASA JAWA DIALEK BLORA | BLORANEWS" . Diakses tanggal 2022-01-14 .
- ^ Hananto, Akhyari. "Bahasa Jawa, dan Berbagai Variasinya yang Luar Biasa" . www.goodnewsfromindonesia.id . Diakses tanggal 2022-01-14 .
- ^ "DIALEK BAHASA JAWA BAGIAN TENGAH: Kajian Geografis Dialek Dan Budaya" . Jingganya Senja . 2010-10-26 . Diakses tanggal 2022-01-13 .
- ^ Hananto, Akhyari. "Bahasa Jawa, dan Berbagai Variasinya yang Luar Biasa" . www.goodnewsfromindonesia.id . Diakses tanggal 2022-01-13 .
Pranala luar
- Pedoman Umum Ejaan Bahasa Jawa (PUEBJ)
- Leksikon bahasa Jawa di Sastra.org
- Bausastra Jawa oleh W.J.S. Poerwadarminta
- Kamus bahasa Indonesia-Jawa
- Kamus bahasa Jawa-Inggris di SEAlang Projects