Artikel ini
sebatang kara
, artinya tidak ada artikel lain yang
. Bantulah
menambah pranala
ke artikel ini dari
atau coba
peralatan pencari pranala
.
(
Mei 2016
)
|
Andi Siti Nurhani Sapada atau lahir dengan nama Andi Siti Nurhani Daeng Masugi (25 Juni 1929 – 8 Juli 2010) adalah seniman tari Indonesia . Ia merupakan salah satu penari Istana Negara semasa pemerintahan Presiden Soekarno . Siti menerima penghargaan Bintang Budaya Parama Dharma dari Susilo Bambang Yudhoyono yang menjabat sebagai Presiden Indonesia ada tahun 2009. [ 1 ] Bupati Pertama Kabupaten Sidenreng Rappang , Andi Sapada .
Latar belakang
Ia lahir di Kota Parepare pada tanggal 25 Juni 1929 dan merupakan keturunan bangsawan. Ayahnya, Andi Makasau Parenregi Lawalo, adalah bangsawan Bugis bergelar Datu Suppa Toa. [ 2 ] Ibunya, Rachmatiah Daeng Baji adalah bangsawan Makassar, putri dari Karaeng Sonda, Raja Bontonompo , [ 3 ] Ia memulai pendidikannya di Europeesche Lagere School (ELS) Saint Jozef di Kota Makassar pada tahun 1933. Karena kakeknya, Sonda. Daeng Mattayang, menjabat sebagai Kepala Jaksa di Ambon pada tahun 1938, ia pindah dan melanjutkan sekolah di cabang ELS yang berlokasi di Ambon. Saat permulaan Perang Dunia II , ia melanjutkan pendidikannya di Taman Siswa di kota Ambon sarnpai kelas VII., tapi berhenti karena situasi perang yang terjadi dan ia menghabiskan masa henti sekolahnya dengan mengikuti kursus bahasa Jepang dan kursus mengetik selama dua tahun. Pada bulan Februari 1946, keluarganya dan ia kembali ke Makasar dan melanjurkan kursusnya di Medan Ringkas sampai mendapatkan ijazah Mengetik 10 jari dan Stenografi De Grote. [ 2 ]
Pada tahun 1946, Negara Indonesia Timur mendirikan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs yang merupakan lembaga pendidikan setingkat SMP di Kota Makassar dan lulus pada tahun 1948 pada jurusan B (Eksakta). Selama menjalankan pendidikan, ia bergabung dengan organisasi Persatuan Pelajar Sekolah Menengah Makasar sebagai Ketua Kesenian pada tahun 1947 dan pada tahun yang sama menjabat sebagai ketua di Perkumpulan Pelajar Putri Indonesia. Tahun berikutnya ia menjabat sebagai wakil ketua bagian Keputrian di Persatuan Pelajar Islam dan Pimpinan Kurcaci di Organisasi Pandu Rakyat Indonesia bersama dengan Lely Lemsari Harahap, anak dari Parada Harahap . Ia melanjutkan pendidikannya ke Algemeene Middelbare School pada tahun 1948 dan berhenti pada tahun 1950 karena akan menikah dengan Andi Sapada Mappangile yang menjabat sebagai Bupati Sidrap. Selama bersekolah, ia memiliki pertemanan dengan Anak Agung Bagus Sutedja , Abdoel Wahab Sjachranie dan Ida Bagus Mantra . [ 2 ]
Sempat berkuliah selama dua tahun di Fakultas Sastra dan Seni IKIP Ujungpandang ( 1971 - 1973 ), pada jurusan bahasa Inggris. Andi Siti Nurhani Sapada menikah dengan Andi Sapada Mappangile, mantan Bupati Sidrap, 1960, di karuniai delapan anak. Tahun 1949 , ia bergabung dalam Orkes Daerah Baji Minasa pimpinan Bora Daeng Irate, pencipta lagu Angin Mammiri. Ia jugalah pelantun pertama lagu tersebut. Pada tahun 1950 terjadi peristiwa yang mendorongnya kian memacu semangatnya terus menekuni seni tari sampai. Peristiwa itu bermula ketika Presiden Soekarno berkunjung di kantor Gubernur di Makassar. Pada suatu kesempatan, Presiden Soekarno tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya dan bertanya, "Adakah tari daerah yang bisa saya nikmati?". Mendengar pertanyaan itu, dengan cepat dan tanpa persiapan sama sekali ia meminjam pakaian adat Mandar , lalu menyuguhkan tari Pattuddu yang berasal dari daerah Mandar (kini Provinsi Sulawesi Barat ). Presiden Soekarno terkesan dan mengharapkan agar kiprahnya diteruskan dalam membina dan mengembangkan tari-tarian Sulawesi Selatan . Sejak tahun 1950 hingga tahun 1965 , setiap tahun ia selalu tampil di Istana Negara , memimpin tim kesenian/tari dari Sulawesi Selatan pada setiap rangkaian acara peringatan Republik Indonesia . Antara 1952 sampai 1985, ia mengolah, membina, dan menciptakan seni tari Sulawesi Selatan, di antaranya Pakarena, Pattuddu, Padendang, Bosara, Pabbekkenna Majjina, Pattennung, Dendang-Dendang, Pasuloi, Angina Mamiri, dan Tomassenga. Adapun fragmen tari yang diciptakannya antara lain Sultan Hasanuddin, Pajjonga, Wetadampali Masala Olie, Saleppang Sampu dan Anak Rara . Ia juga menggarap tari Pakduppa (tari menjemput tamu) yang dimainkan 300-an orang tatkala pembukaan Pekan Olahraga Mahasiswa tahun 1968 di Makassar . [ butuh rujukan ]
Tahun 1962, ia mendirikan (IKS) untuk menawarkan pendidikan seni kepada putra-putri Indonesia agar lebih mengenal seni tari empat kelompok etnis di Sulawesi Selatan (Makassar, Bugis, Toraja, Mandar) serta mengatur dan menggelar beragam pertunjukan, khususnya tari dan musik daerah. Melalui lembaga ini pula, Nani mencipta dan menggali tari-tari tradisional. Banyak tari yang semula sudah terkubur, lantaran bubarnya kerajaan-kerajaan, digali dan digubah sampai menjadi tari yang berestetika tinggi. Belasan tari tradisional Sulawesi Selatan yang sarat makna, lahir dari kerja keras dan permenungannya yang dalam. Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto , ketika pemerintah mengirim tim kesenian ke Australia ( 1975 ), dua karyanya, tari Bosara dan Patten Nung ikut di tampilkan. Pada awal tahun 1970-an ia menggarap karya besar dalam bidang musik dengan menampilkan sekitar 90 pemain kecapi dan suling bertajuk Simfoni Kecapi . Selain itu ia juga memodifikasi instrumen kecapi menggunakan enam grip yang kini di Sulawesi Selatan dikenal sebagai Kecapi Anida (singkatan dari Andi Nurhani Sapada). Kecapi ini mampu memainkan lagu-lagu dalam tangga nada diatonis. Tahun 1991, ia diundang ke Inggris dan Belanda untuk memberi ceramah tentang kostum tari dari Sulawesi Selatan. Ia juga memberi ceramah pada Lembaga Kebudayaan Indonesia di Moskow , Rusia ( 1996 ). Dalam rangka memperkanalkan potensi daerah, dia memproduksi VCD berisi tarian empat kelompok etnis di Sulawesi Selatan (2001). Di luar dunia tari dan musik, Nani pernah pula menulis naskah sandiwara radio dan delapan buku tentang kesenian dan kebudayaan empat etnis di Sulawesi Selatan. Atas pengabdian dan kesetiaannya pada bidang seni tari, Andi Siti Nurhani Sapada beberapa kali menerima penghargaan. [ butuh rujukan ]
Referensi
- ^ "Presiden Anugerahkan Tanda Kehormatan Kepada 42 Tokoh" . Berita Sore . 15 Agustus 2009. Diarsipkan dari asli tanggal 16 Agustus 2009 . Diakses tanggal 2025-08-09 .
- ^ a b c Soepanto; Hafied, Abdul Azyz; Kutoyo, Sutrisno (1991). Ny. Andi Nurhani Sapada, karya dan pengabdiannya . Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. hlm. 34– 38. Pemeliharaan CS1: Status URL ( link )
- ^ Alsair, Ach Hidayat (2020-08-04). "Mengenang Andi Siti Nurhani Sapada, Maestro Tari Tradisional Suls" . IDN Times Sulsel . Diakses tanggal 2025-08-09 .