Bek tengah asal Prancis, Raphael Varane, baru-baru ini membongkar keretakan hubungannya dengan mantan manajer Manchester United, Erik ten Hag. Dalam wawancara dengan The Athletic, yang kemudian dikutip oleh The Mirror pada Rabu (19/2/2025), Varane mengungkapkan ketidakharmonisan yang terjadi selama dua musim ia bertugas di Old Trafford. Ia bergabung dengan MU dari Real Madrid pada tahun 2021, di bawah kepelatihan Ole Gunnar Solskjaer, sebelum kemudian dilatih oleh Ten Hag.
Permasalahan utamanya terletak pada ketidakfleksibelan taktik Ten Hag. Varane merasa sistem permainan sang pelatih terlalu kaku dan memberikan sedikit ruang bagi adaptasi para pemain di lapangan. Instruksi yang terlalu rinci dan terlalu banyak informasi justru menghambat kreativitas dan insting para pemain. “Rencana permainannya sangat, sangat tepat, dengan banyak sekali informasi. Itu berbeda. Kami bisa mengatakan satu sama lain, ‘Kamu harus melakukannya lebih seperti ini’, daripada sistem yang, katakanlah, sedikit terhambat oleh instruksi pelatih,” ungkap Varane. Ia menambahkan bahwa Ten Hag terkadang mendengarkan masukan pemain, namun di lain waktu mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan perasaan mereka.
Ketegangan mencapai puncaknya saat Varane dipinggirkan dalam derby Manchester pada musim pertama Ten Hag. Meskipun Ten Hag beralasan keputusan itu bersifat taktis, Varane mengungkapkan ketidakjelasan alasan tersebut dan mengakui adanya diskusi yang cukup alot dengan sang pelatih. Varane bahkan merasa cara Ten Hag dalam menangani konflik dengan pemain tertentu, yaitu dengan “mengisolasi” pemain tersebut, tidak baik bagi keseluruhan tim dan mempengaruhi hubungan antara pemain dan pelatih. Hal ini terjadi setidaknya kepada satu pemain penting di tim.
Setelah pensiun dini karena cedera lutut serius yang dialaminya saat membela Como, klub Serie A yang dibelanya setelah meninggalkan MU pada musim panas 2024, Varane mengejutkan banyak pihak dengan pengakuannya bahwa ia terkejut Ten Hag tetap bertahan di Manchester United setelah akhir musim 2023/2024. Ia menilai hubungan antara Ten Hag dan tim sudah rusak. Keputusan Varane untuk meninggalkan MU dengan status bebas transfer dan kemudian pensiun prematur, merupakan konsekuensi dari konflik dan ketidakpuasannya selama berada di bawah arahan Ten Hag. Wawancara ini memberikan wawasan penting tentang dinamika internal di Manchester United pada periode tersebut, dan bagaimana perbedaan pendekatan kepelatihan dapat berdampak besar pada para pemain.
Bek tengah asal Prancis, Raphael Varane, baru-baru ini membongkar keretakan hubungannya dengan mantan manajer Manchester United, Erik ten Hag. Dalam wawancara dengan The Athletic, yang kemudian dikutip oleh The Mirror pada Rabu (19/2/2025), Varane mengungkapkan ketidakharmonisan yang terjadi selama dua musim ia bertugas di Old Trafford. Ia bergabung dengan MU dari Real Madrid pada tahun 2021, di bawah kepelatihan Ole Gunnar Solskjaer, sebelum kemudian dilatih oleh Ten Hag.
Permasalahan utamanya terletak pada ketidakfleksibelan taktik Ten Hag. Varane merasa sistem permainan sang pelatih terlalu kaku dan memberikan sedikit ruang bagi adaptasi para pemain di lapangan. Instruksi yang terlalu rinci dan terlalu banyak informasi justru menghambat kreativitas dan insting para pemain. “Rencana permainannya sangat, sangat tepat, dengan banyak sekali informasi. Itu berbeda. Kami bisa mengatakan satu sama lain, ‘Kamu harus melakukannya lebih seperti ini’, daripada sistem yang, katakanlah, sedikit terhambat oleh instruksi pelatih,” ungkap Varane. Ia menambahkan bahwa Ten Hag terkadang mendengarkan masukan pemain, namun di lain waktu mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan perasaan mereka.
Ketegangan mencapai puncaknya saat Varane dipinggirkan dalam derby Manchester pada musim pertama Ten Hag. Meskipun Ten Hag beralasan keputusan itu bersifat taktis, Varane mengungkapkan ketidakjelasan alasan tersebut dan mengakui adanya diskusi yang cukup alot dengan sang pelatih. Varane bahkan merasa cara Ten Hag dalam menangani konflik dengan pemain tertentu, yaitu dengan “mengisolasi” pemain tersebut, tidak baik bagi keseluruhan tim dan mempengaruhi hubungan antara pemain dan pelatih. Hal ini terjadi setidaknya kepada satu pemain penting di tim.
Setelah pensiun dini karena cedera lutut serius yang dialaminya saat membela Como, klub Serie A yang dibelanya setelah meninggalkan MU pada musim panas 2024, Varane mengejutkan banyak pihak dengan pengakuannya bahwa ia terkejut Ten Hag tetap bertahan di Manchester United setelah akhir musim 2023/2024. Ia menilai hubungan antara Ten Hag dan tim sudah rusak. Keputusan Varane untuk meninggalkan MU dengan status bebas transfer dan kemudian pensiun prematur, merupakan konsekuensi dari konflik dan ketidakpuasannya selama berada di bawah arahan Ten Hag. Wawancara ini memberikan wawasan penting tentang dinamika internal di Manchester United pada periode tersebut, dan bagaimana perbedaan pendekatan kepelatihan dapat berdampak besar pada para pemain.