Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaBerita Utama

Raphael Varane Bongkar Konflik dengan Erik ten Hag: Ketidakfleksibelan dan Komunikasi yang Buruk

42
×

Raphael Varane Bongkar Konflik dengan Erik ten Hag: Ketidakfleksibelan dan Komunikasi yang Buruk

Share this article
Example 468x60

Bek tengah asal Prancis, Raphael Varane, baru-baru ini mengungkapkan detail konfliknya dengan mantan manajer Manchester United, Erik ten Hag, dalam sebuah wawancara dengan The Athletic yang kemudian dikutip oleh The Mirror. Pernyataan Varane ini memberikan gambaran hubungan yang kurang harmonis selama masa kerja sama mereka di Old Trafford, yang berlangsung selama dua musim sejak musim panas 2022. Varane bergabung dengan MU dari Real Madrid pada tahun 2021, di masa kepelatihan Ole Gunnar Solskjaer, yang kemudian digantikan oleh Ralf Rangnick secara sementara sebelum Ten Hag resmi ditunjuk sebagai manajer.

Salah satu poin utama yang dikritik Varane adalah pendekatan Ten Hag yang dianggap terlalu kaku dan kurang fleksibel dalam hal adaptasi taktik di lapangan. “Rencana permainannya sangat, sangat tepat, dengan banyak sekali informasi. Itu berbeda. Kami bisa mengatakan satu sama lain, ‘Kamu harus melakukannya lebih seperti ini’, daripada sistem yang, katakanlah, sedikit terhambat oleh instruksi pelatih,” ungkap Varane. Ia menyoroti kurangnya ruang untuk masukan dari para pemain, dengan Ten Hag terkadang mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan perasaan dan saran dari para pemainnya. Hal ini menyebabkan situasi yang naik turun, dan terkadang rumit dalam hubungan antara pelatih dan pemain.

Example 300x600

Konflik tersebut mencapai puncaknya ketika Varane tidak dimainkan dalam derby Manchester pada musim pertama Ten Hag. Meskipun Ten Hag beralasan dengan alasan taktis, Varane mengungkapkan bahwa tidak ada penjelasan yang diberikan. Mereka sempat melakukan diskusi yang cukup alot, namun akhirnya Varane tetap absen selama hampir dua bulan. “Itu bukanlah sesuatu yang menurut saya baik untuk tim karena beberapa pemain sama sekali tidak puas. Itu tidak baik dalam hal hubungan dengan pelatih,” jelasnya. Ketidakhadiran Varane ini menunjukkan bagaimana perbedaan pendapat tersebut berdampak langsung pada performa tim.

Lebih jauh lagi, Varane menggambarkan gaya kepemimpinan Ten Hag yang cenderung menciptakan konflik dengan pemain-pemain kunci dalam tim. “Dia selalu memerlukan contoh pemain yang selalu sendirian sepanjang berada di Manchester. Dia melakukan itu dengan setidaknya satu pemain penting di tim. Dia selalu berkonflik dengan pemimpin tertentu di grup. Itulah caranya dalam mengelola tim,” kata Varane. Pernyataan ini mengisyaratkan adanya pola perilaku Ten Hag dalam menangani pemain senior dan berpengaruh di ruang ganti.

Varane meninggalkan United pada musim panas 2024 dengan status bebas transfer dan bergabung dengan Como di Serie A. Sayangnya, ia mengalami cedera lutut serius dan memutuskan untuk pensiun. Ia juga mengungkapkan rasa terkejutnya atas keputusan Manchester United untuk mempertahankan Ten Hag setelah musim 2023/2024, mengingat hubungan yang sudah renggang antara pelatih dan tim. “Saya terkejut dia tetap bertahan. Hubungan dengan grup sudah tidak ada lagi,” tandasnya. Kejadian ini menjadi penutup dari perjalanan karir Varane di Manchester United, yang diwarnai oleh perbedaan pendapat dan konflik dengan sang pelatih. Kejadian ini tentu menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana manajemen konflik di dalam tim berdampak terhadap prestasi dan suasana di ruang ganti.

Bek tengah asal Prancis, Raphael Varane, baru-baru ini mengungkapkan detail konfliknya dengan mantan manajer Manchester United, Erik ten Hag, dalam sebuah wawancara dengan The Athletic yang kemudian dikutip oleh The Mirror. Pernyataan Varane ini memberikan gambaran hubungan yang kurang harmonis selama masa kerja sama mereka di Old Trafford, yang berlangsung selama dua musim sejak musim panas 2022. Varane bergabung dengan MU dari Real Madrid pada tahun 2021, di masa kepelatihan Ole Gunnar Solskjaer, yang kemudian digantikan oleh Ralf Rangnick secara sementara sebelum Ten Hag resmi ditunjuk sebagai manajer.

Salah satu poin utama yang dikritik Varane adalah pendekatan Ten Hag yang dianggap terlalu kaku dan kurang fleksibel dalam hal adaptasi taktik di lapangan. “Rencana permainannya sangat, sangat tepat, dengan banyak sekali informasi. Itu berbeda. Kami bisa mengatakan satu sama lain, ‘Kamu harus melakukannya lebih seperti ini’, daripada sistem yang, katakanlah, sedikit terhambat oleh instruksi pelatih,” ungkap Varane. Ia menyoroti kurangnya ruang untuk masukan dari para pemain, dengan Ten Hag terkadang mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan perasaan dan saran dari para pemainnya. Hal ini menyebabkan situasi yang naik turun, dan terkadang rumit dalam hubungan antara pelatih dan pemain.

Konflik tersebut mencapai puncaknya ketika Varane tidak dimainkan dalam derby Manchester pada musim pertama Ten Hag. Meskipun Ten Hag beralasan dengan alasan taktis, Varane mengungkapkan bahwa tidak ada penjelasan yang diberikan. Mereka sempat melakukan diskusi yang cukup alot, namun akhirnya Varane tetap absen selama hampir dua bulan. “Itu bukanlah sesuatu yang menurut saya baik untuk tim karena beberapa pemain sama sekali tidak puas. Itu tidak baik dalam hal hubungan dengan pelatih,” jelasnya. Ketidakhadiran Varane ini menunjukkan bagaimana perbedaan pendapat tersebut berdampak langsung pada performa tim.

Lebih jauh lagi, Varane menggambarkan gaya kepemimpinan Ten Hag yang cenderung menciptakan konflik dengan pemain-pemain kunci dalam tim. “Dia selalu memerlukan contoh pemain yang selalu sendirian sepanjang berada di Manchester. Dia melakukan itu dengan setidaknya satu pemain penting di tim. Dia selalu berkonflik dengan pemimpin tertentu di grup. Itulah caranya dalam mengelola tim,” kata Varane. Pernyataan ini mengisyaratkan adanya pola perilaku Ten Hag dalam menangani pemain senior dan berpengaruh di ruang ganti.

Varane meninggalkan United pada musim panas 2024 dengan status bebas transfer dan bergabung dengan Como di Serie A. Sayangnya, ia mengalami cedera lutut serius dan memutuskan untuk pensiun. Ia juga mengungkapkan rasa terkejutnya atas keputusan Manchester United untuk mempertahankan Ten Hag setelah musim 2023/2024, mengingat hubungan yang sudah renggang antara pelatih dan tim. “Saya terkejut dia tetap bertahan. Hubungan dengan grup sudah tidak ada lagi,” tandasnya. Kejadian ini menjadi penutup dari perjalanan karir Varane di Manchester United, yang diwarnai oleh perbedaan pendapat dan konflik dengan sang pelatih. Kejadian ini tentu menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana manajemen konflik di dalam tim berdampak terhadap prestasi dan suasana di ruang ganti.

Sumber : https://www.bola.com/inggris/read/5927975/raphael-varane-buka-bukaan-konfliknya-dengan-erik-ten-hag-ada-ketegangan-kaget-mu-sempat-perpanjang-kontrak-sang-pelatih

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita

Pringsewu ,Retorikalampung.com – Puluhan warga dan emak-emak di RT 06 dan RT 07 Lingkungan IV, Kelurahan Pringsewu Timur, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu geruduk rumah indekos yang diduga menjadi tempat melepas syahwat. Aksi damai para warga dengan memasang banner berisi tulisan “menolak adanya prostitusi berkedok kos-kosan” ini, lantaran mereka merasa “geram” dengan aktifitas keluar dan masuk…