Laga final Pegadaian Liga 2 2024/2025 menyajikan drama menegangkan antara PSIM Yogyakarta dan Bhayangkara FC di Stadion Manahan, Solo. PSIM berhasil keluar sebagai juara setelah menaklukkan Bhayangkara FC dengan skor 2-1 lewat babak perpanjangan waktu.
Pertandingan berjalan dengan tempo tinggi dan penuh ketegangan. PSIM membuka skor lebih dulu di menit kesembilan melalui tendangan bebas cantik Rafinha. Bhayangkara FC tak tinggal diam dan berhasil menyamakan kedudukan di menit ke-71 berkat sundulan Felipe Rayan. Namun, drama belum berakhir. Roken Tampubolon, yang masuk sebagai pemain pengganti, menjadi pahlawan PSIM dengan mencetak gol penentu kemenangan di awal babak perpanjangan waktu pertama. Gol ini sekaligus mengukuhkan PSIM sebagai juara Liga 2 dan memastikan promosi ke Liga 1 musim depan.
Pelatih Bhayangkara FC, Hanim Sugiarto, mengakui kemenangan PSIM. Ia memuji permainan kedua tim yang berlangsung seru dan menghibur. Meskipun kecewa dengan hasil akhir, Hanim menyatakan bahwa PSIM pantas menjadi juara. Ia juga menyampaikan permintaan maaf atas protes berlebihan yang dilakukan timnya selama pertandingan, terutama terkait gol kedua PSIM yang terjadi saat Bhayangkara FC sedang dalam proses pergantian pemain. Proses pergantian pemain yang dianggap terlalu lama inilah yang memicu protes dari tim Bhayangkara FC.
Kemenangan PSIM ini semakin manis karena merupakan puncak dari performa konsisten mereka sepanjang musim. Gelar juara Liga 2 menjadi kado istimewa bagi Laskar Mataram setelah penantian panjang selama 18 tahun. Sementara itu, Bhayangkara FC, meskipun gagal meraih gelar juara, tetap mengamankan tiket promosi ke Liga 1. Namun, perjalanan mereka di final Pegadaian Liga 2 harus diakhiri dengan kekalahan yang cukup pahit. Pertandingan ini menjadi bukti bahwa persaingan di Liga 2 begitu ketat dan penuh kejutan hingga akhir laga.
Laga final Pegadaian Liga 2 2024/2025 menyajikan drama menegangkan antara PSIM Yogyakarta dan Bhayangkara FC di Stadion Manahan, Solo. PSIM berhasil keluar sebagai juara setelah menaklukkan Bhayangkara FC dengan skor 2-1 lewat babak perpanjangan waktu.
Pertandingan berjalan dengan tempo tinggi dan penuh ketegangan. PSIM membuka skor lebih dulu di menit kesembilan melalui tendangan bebas cantik Rafinha. Bhayangkara FC tak tinggal diam dan berhasil menyamakan kedudukan di menit ke-71 berkat sundulan Felipe Rayan. Namun, drama belum berakhir. Roken Tampubolon, yang masuk sebagai pemain pengganti, menjadi pahlawan PSIM dengan mencetak gol penentu kemenangan di awal babak perpanjangan waktu pertama. Gol ini sekaligus mengukuhkan PSIM sebagai juara Liga 2 dan memastikan promosi ke Liga 1 musim depan.
Pelatih Bhayangkara FC, Hanim Sugiarto, mengakui kemenangan PSIM. Ia memuji permainan kedua tim yang berlangsung seru dan menghibur. Meskipun kecewa dengan hasil akhir, Hanim menyatakan bahwa PSIM pantas menjadi juara. Ia juga menyampaikan permintaan maaf atas protes berlebihan yang dilakukan timnya selama pertandingan, terutama terkait gol kedua PSIM yang terjadi saat Bhayangkara FC sedang dalam proses pergantian pemain. Proses pergantian pemain yang dianggap terlalu lama inilah yang memicu protes dari tim Bhayangkara FC.
Kemenangan PSIM ini semakin manis karena merupakan puncak dari performa konsisten mereka sepanjang musim. Gelar juara Liga 2 menjadi kado istimewa bagi Laskar Mataram setelah penantian panjang selama 18 tahun. Sementara itu, Bhayangkara FC, meskipun gagal meraih gelar juara, tetap mengamankan tiket promosi ke Liga 1. Namun, perjalanan mereka di final Pegadaian Liga 2 harus diakhiri dengan kekalahan yang cukup pahit. Pertandingan ini menjadi bukti bahwa persaingan di Liga 2 begitu ketat dan penuh kejutan hingga akhir laga.