Manchester City secara mengejutkan tersingkir dari Liga Champions pada babak 16 besar. Kekalahan 1-3 dari Real Madrid di Santiago Bernabeu, Kamis dini hari WIB (20/2/2025), membuat agregat akhir menjadi 3-6 dan mengakhiri perjalanan The Citizens di kompetisi elit Eropa tersebut. Kekalahan ini pun menjadi catatan pahit bagi manajer Pep Guardiola, yang menorehkan dua rekor buruk dalam kariernya.
Siapa yang bertanggung jawab? Meskipun para pemain Manchester City telah berjuang, kegagalan tak lepas dari peran strategi dan taktik yang diterapkan Guardiola. Secara keseluruhan, performa tim di dua leg memang kurang optimal menghadapi permainan agresif Real Madrid. Kylian Mbappe, bintang Real Madrid, menjadi mimpi buruk bagi pertahanan City dengan mencetak hattrick pada leg kedua.
Kapan dan di mana hal itu terjadi? Tragedi tersebut terjadi pada Kamis, 20 Februari 2025, di stadion Santiago Bernabeu, markas Real Madrid. Kekalahan ini terasa semakin pahit karena terjadi di kandang lawan, setelah sebelumnya The Citizens sudah kalah 2-3 di leg pertama di Etihad Stadium.
Apa yang terjadi? Man City mengalami kekalahan telak dengan agregat 3-6. Pada leg kedua, Mbappe mencetak tiga gol, sementara Nicolas Gonzalez hanya mampu membalas satu gol untuk Man City di masa injury time. Kekalahan ini bukan hanya membuat Man City tersingkir, tetapi juga menorehkan dua catatan buruk bagi Guardiola: jumlah kekalahan terbanyak dalam satu musim sepanjang kariernya (13 kekalahan) dan tersingkir di fase paling dini dalam sejarah kariernya di Liga Champions.
Mengapa hal ini penting? Kegagalan Manchester City untuk melaju ke babak berikutnya merupakan sebuah kejutan besar mengingat status mereka sebagai salah satu tim favorit juara. Rekor buruk Guardiola ini menimbulkan pertanyaan besar tentang strategi dan persiapan timnya dalam menghadapi kompetisi bergengsi seperti Liga Champions. Ini juga memberikan dampak signifikan bagi reputasi Guardiola dan masa depan Man City di kancah Eropa.
Bagaimana hal ini terjadi? Analisis pertandingan menunjukkan adanya kelemahan dalam pertahanan Man City yang gagal membendung serangan Real Madrid. Strategi yang diterapkan Guardiola tampaknya kurang efektif untuk meredam keunggulan Real Madrid. Faktor keberuntungan juga berperan, mengingat beberapa peluang emas Man City gagal dikonversi menjadi gol. Kombinasi dari faktor-faktor inilah yang menyebabkan tersingkirnya Manchester City.
Kegagalan ini jelas menjadi titik balik bagi Manchester City dan Pep Guardiola. Pertanyaan besar kini muncul: apakah Guardiola mampu bangkit dari kegagalan ini dan membawa Manchester City kembali ke jalur kemenangan di Liga Champions musim depan? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Manchester City secara mengejutkan tersingkir dari Liga Champions pada babak 16 besar. Kekalahan 1-3 dari Real Madrid di Santiago Bernabeu, Kamis dini hari WIB (20/2/2025), membuat agregat akhir menjadi 3-6 dan mengakhiri perjalanan The Citizens di kompetisi elit Eropa tersebut. Kekalahan ini pun menjadi catatan pahit bagi manajer Pep Guardiola, yang menorehkan dua rekor buruk dalam kariernya.
Siapa yang bertanggung jawab? Meskipun para pemain Manchester City telah berjuang, kegagalan tak lepas dari peran strategi dan taktik yang diterapkan Guardiola. Secara keseluruhan, performa tim di dua leg memang kurang optimal menghadapi permainan agresif Real Madrid. Kylian Mbappe, bintang Real Madrid, menjadi mimpi buruk bagi pertahanan City dengan mencetak hattrick pada leg kedua.
Kapan dan di mana hal itu terjadi? Tragedi tersebut terjadi pada Kamis, 20 Februari 2025, di stadion Santiago Bernabeu, markas Real Madrid. Kekalahan ini terasa semakin pahit karena terjadi di kandang lawan, setelah sebelumnya The Citizens sudah kalah 2-3 di leg pertama di Etihad Stadium.
Apa yang terjadi? Man City mengalami kekalahan telak dengan agregat 3-6. Pada leg kedua, Mbappe mencetak tiga gol, sementara Nicolas Gonzalez hanya mampu membalas satu gol untuk Man City di masa injury time. Kekalahan ini bukan hanya membuat Man City tersingkir, tetapi juga menorehkan dua catatan buruk bagi Guardiola: jumlah kekalahan terbanyak dalam satu musim sepanjang kariernya (13 kekalahan) dan tersingkir di fase paling dini dalam sejarah kariernya di Liga Champions.
Mengapa hal ini penting? Kegagalan Manchester City untuk melaju ke babak berikutnya merupakan sebuah kejutan besar mengingat status mereka sebagai salah satu tim favorit juara. Rekor buruk Guardiola ini menimbulkan pertanyaan besar tentang strategi dan persiapan timnya dalam menghadapi kompetisi bergengsi seperti Liga Champions. Ini juga memberikan dampak signifikan bagi reputasi Guardiola dan masa depan Man City di kancah Eropa.
Bagaimana hal ini terjadi? Analisis pertandingan menunjukkan adanya kelemahan dalam pertahanan Man City yang gagal membendung serangan Real Madrid. Strategi yang diterapkan Guardiola tampaknya kurang efektif untuk meredam keunggulan Real Madrid. Faktor keberuntungan juga berperan, mengingat beberapa peluang emas Man City gagal dikonversi menjadi gol. Kombinasi dari faktor-faktor inilah yang menyebabkan tersingkirnya Manchester City.
Kegagalan ini jelas menjadi titik balik bagi Manchester City dan Pep Guardiola. Pertanyaan besar kini muncul: apakah Guardiola mampu bangkit dari kegagalan ini dan membawa Manchester City kembali ke jalur kemenangan di Liga Champions musim depan? Hanya waktu yang akan menjawabnya.