Bitcoin kembali menarik perhatian dunia setelah menembus angka psikologis $100.000 atau Rp1,63 miliar pada Kamis (16/1). Lonjakan ini terjadi di tengah optimisme pasar yang dipicu oleh data inflasi yang lebih baik dari perkiraan dan perkembangan positif dalam regulasi kripto di Amerika Serikat.
Laporan terbaru menunjukkan inflasi Amerika Serikat (AS) pada Desember 2024 mencapai 0,4%. Inflasi tahunan mencapai 2,9%, sesuai ekspektasi pasar. Sementara inflasi inti 3,2%, turun dari bulan sebelumnya dan lebih baik dari perkiraan sebesar 3,3%. Data ini mengindikasikan potensi pelonggaran kebijakan moneter oleh The Fed, meningkatkan kepercayaan investor untuk beralih ke aset berisiko seperti Bitcoin.
Trader Tokocrypto, memberikan pandangannya, menyatakan bahwa penurunan suku bunga yang diantisipasi telah memberikan angin segar bagi aset kripto. Dengan inflasi terkendali, investor melihat Bitcoin sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Selain data inflasi, perubahan kepemimpinan di Securities and Exchange Commission (SEC) juga memberikan sentimen positif. SEC berencana merombak kebijakan kripto dengan memberikan panduan yang lebih jelas, menciptakan regulasi yang lebih ramah bagi industri kripto. Kejelasan regulasi akan menarik minat institusi besar ke pasar kripto, berpotensi menyebabkan lonjakan harga Bitcoin lebih lanjut.
Bitcoin sebelumnya mengalami volatilitas, turun di bawah $90.000 (Rp1,47 miliar) pada hari Senin, sebelum melonjak kembali. Momentum ini didorong oleh data Indeks Harga Produsen (PPI) AS yang berada di bawah ekspektasi. Analis memproyeksikan Bitcoin dapat mencapai $103.000 atau sekitar Rp1,68 miliar dalam waktu dekat. Bitcoin diprediksi mencapai kisaran $101.000 hingga $102.000 dalam beberapa minggu ke depan, didukung oleh data ekonomi yang solid dan antisipasi pelantikan Presiden Donald Trump pada 20 Januari.
Bitcoin tampaknya siap melanjutkan tren positifnya di awal tahun 2025. Jika momentum ini berlanjut, target berikutnya di $103.000 bukanlah hal yang mustahil. Namun, investor harus memperhatikan risiko pasar.
Proyeksi pergerakan harga Bitcoin hingga pelantikan Presiden Trump akan bergantung pada sentimen makroekonomi dan katalis pasar kripto. Bitcoin telah menembus level resistensi kunci di $100.000, membuka peluang untuk melanjutkan tren bullish menuju target berikutnya di $103.000. Momentum ini didukung oleh optimisme pasar terhadap rencana kebijakan pro-kripto dari pemerintahan baru, seperti inisiatif untuk membangun cadangan Bitcoin strategis nasional.
Namun, beberapa risiko tetap ada. Pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan datang dapat memengaruhi sentimen pasar. Probabilitas suku bunga target federal tetap berada di kisaran 425-450 basis poin mencapai 88,8%. Hal ini dapat membatasi laju kenaikan harga Bitcoin.
Meski optimisme tinggi, investor perlu tetap waspada terhadap dinamika pasar global. Bitcoin memiliki potensi besar, namun volatilitasnya harus dikelola dengan strategi yang tepat.
Source : https://wartaviral.com/pelantikan-trump-bisa-jadi-pendorong-harga-bitcoin-ke-titik-tertinggi-baru/.