Provinsi Lampung tengah mengalami kelesuan ekonomi yang cukup signifikan, tercermin dari penurunan drastis tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang selama dua bulan terakhir. Penurunan ini diperkirakan berlanjut hingga akhir Maret 2025.
Data menunjukkan TPK hotel bintang di Februari 2025 hanya mencapai 37,70 persen, turun 3,27 poin dibandingkan Januari (40,97 persen) dan bahkan merosot 6,17 poin dibanding Februari 2024 (43,87 persen). Angka ini jauh di bawah rata-rata nasional yang mencapai 47,21 persen. Provinsi DKI Jakarta memimpin dengan TPK tertinggi (59,07 persen), sementara Papua Barat berada di posisi terendah (23,00 persen).
Minimnya event besar, kecuali Lebaran, menjadi penyebab utama penurunan ini. Sebagai perbandingan, TPK di Maret 2024 sempat menyentuh angka 36,74 persen, bahkan lebih rendah dari angka Februari 2025.
Jumlah tamu hotel berbintang di Februari 2025 tercatat sebanyak 69.349 orang, terdiri dari 534 tamu asing dan 68.815 tamu domestik. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 20.135 orang (22,50 persen) dibandingkan Januari 2025. Penurunan terjadi di semua kelas hotel, baik bintang 1-2, bintang 3, maupun bintang 4-5.
Kondisi ini menunjukkan gambaran lesunya sektor pariwisata dan perekonomian Lampung secara umum. Minimnya daya tarik wisata dan kegiatan ekonomi tampaknya menjadi faktor utama penyebab penurunan signifikan okupansi hotel berbintang di provinsi tersebut. Perlu adanya strategi dan upaya konkret dari pemerintah daerah untuk mengatasi permasalahan ini dan menghidupkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi Lampung.
Sumber : https://netizenku.com/tpk-hotel-berbintang-di-lampung-alami-kelesuan/
