Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaBerita Utama

Liga 1 Putri Tertunda, Kick-Off Ditunda Hingga 2027

51
×

Liga 1 Putri Tertunda, Kick-Off Ditunda Hingga 2027

Share this article
Example 468x60

Rencana PSSI untuk kembali menggulirkan Liga 1 Putri mengalami perubahan signifikan. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengumumkan penundaan kompetisi sepak bola wanita ini hingga tahun 2027. Sebelumnya, PSSI menargetkan liga tersebut dimulai pada tahun 2026. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, terutama para pemain sepak bola putri yang telah lama menantikan kembalinya kompetisi profesional setelah vakum sejak tahun 2019.

Thohir menjelaskan bahwa penundaan ini diambil setelah rapat internal PSSI untuk menyusun perencanaan jangka panjang Liga 1 Putri. Perencanaan tersebut, mencakup aspek operasional, kompetisi, dan komersial, diproyeksikan hingga 10 tahun ke depan. Menurut Thohir, persiapan yang matang diperlukan agar liga dapat berjalan berkelanjutan dan menghasilkan kualitas pemain yang mumpuni untuk memperkuat Timnas Indonesia Putri. Ia berharap dengan langkah ini, Liga 1 Putri kelak dapat melahirkan bibit unggul yang mampu mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

Example 300x600

Keputusan ini menimbulkan pertanyaan di kalangan pecinta sepak bola wanita Indonesia. Selama enam tahun tanpa kompetisi profesional, banyak pemain berbakat yang kesulitan mengembangkan potensi dan mencari kesempatan berkompetisi. Ketidakpastian ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi perkembangan sepak bola putri Indonesia yang tengah berupaya mengejar ketertinggalan. Meski demikian, PSSI optimistis dengan rencana jangka panjangnya dan berharap penundaan ini akan berbuah manis di masa depan. Semoga perencanaan matang yang dijanjikan PSSI dapat segera terealisasi dan memberikan dampak positif bagi kemajuan sepak bola putri Indonesia.

Rencana PSSI untuk kembali menggulirkan Liga 1 Putri mengalami perubahan signifikan. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengumumkan penundaan kompetisi sepak bola wanita ini hingga tahun 2027. Sebelumnya, PSSI menargetkan liga tersebut dimulai pada tahun 2026. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, terutama para pemain sepak bola putri yang telah lama menantikan kembalinya kompetisi profesional setelah vakum sejak tahun 2019.

Thohir menjelaskan bahwa penundaan ini diambil setelah rapat internal PSSI untuk menyusun perencanaan jangka panjang Liga 1 Putri. Perencanaan tersebut, mencakup aspek operasional, kompetisi, dan komersial, diproyeksikan hingga 10 tahun ke depan. Menurut Thohir, persiapan yang matang diperlukan agar liga dapat berjalan berkelanjutan dan menghasilkan kualitas pemain yang mumpuni untuk memperkuat Timnas Indonesia Putri. Ia berharap dengan langkah ini, Liga 1 Putri kelak dapat melahirkan bibit unggul yang mampu mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

Keputusan ini menimbulkan pertanyaan di kalangan pecinta sepak bola wanita Indonesia. Selama enam tahun tanpa kompetisi profesional, banyak pemain berbakat yang kesulitan mengembangkan potensi dan mencari kesempatan berkompetisi. Ketidakpastian ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi perkembangan sepak bola putri Indonesia yang tengah berupaya mengejar ketertinggalan. Meski demikian, PSSI optimistis dengan rencana jangka panjangnya dan berharap penundaan ini akan berbuah manis di masa depan. Semoga perencanaan matang yang dijanjikan PSSI dapat segera terealisasi dan memberikan dampak positif bagi kemajuan sepak bola putri Indonesia.

Sumber : https://www.bola.com/indonesia/read/5929409/pssi-sebut-liga-1-putri-baru-bisa-digulirkan-2027-kenapa-malah-mundur

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita

Pringsewu ,Retorikalampung.com – Puluhan warga dan emak-emak di RT 06 dan RT 07 Lingkungan IV, Kelurahan Pringsewu Timur, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu geruduk rumah indekos yang diduga menjadi tempat melepas syahwat. Aksi damai para warga dengan memasang banner berisi tulisan “menolak adanya prostitusi berkedok kos-kosan” ini, lantaran mereka merasa “geram” dengan aktifitas keluar dan masuk…