Dunia sepak bola Indonesia berduka. Bejo Sugiantoro, mantan libero andalan Timnas dan pilar Persebaya Surabaya, telah meninggal dunia pada usia 47 tahun. Ia mengembuskan napas terakhirnya di Lapangan SIER Surabaya, Selasa sore, saat tengah bermain sepak bola. Kepergian Bejo meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga, rekan-rekan sesama pemain, dan seluruh pecinta sepak bola Tanah Air.
Sepanjang kariernya, Bejo menorehkan prestasi gemilang. Alumni Primavera angkatan 1993-1994 ini tercatat membela Timnas Indonesia sebanyak 45 kali dengan torehan dua gol (1997-2004). Di level klub, ia bermain untuk sejumlah tim besar, termasuk Persebaya Surabaya (138 penampilan, 2 gol), PSPS, Mitra Kukar, Persidafon, dan terakhir, Deltras.
Lebih dari sekadar prestasi di lapangan hijau, Bejo Sugiantoro dikenal sebagai sosok yang bijak dalam mengelola keuangan. Pengalaman masa kecil dan remaja yang penuh tantangan membentuknya menjadi pribadi yang cermat dan disiplin dalam mengatur penghasilan. Bahkan sejak masih aktif bermain, ia telah merintis usaha persewaan kontainer atas saran ayah mertuanya, sebagai bekal masa pensiun. Usaha tersebut dijalankan oleh istrinya, Yetty Rachmawati, sehingga Bejo dapat fokus pada karier sepak bolanya.
Setelah gantung sepatu, Bejo menunjukkan kepiawaiannya sebagai pelatih. Ia memulai karier kepelatihan di Persik Kediri, kemudian menjadi asisten pelatih di Persebaya Surabaya, dan terakhir menukangi Deltras di Liga 2.
Kepergian Bejo Sugiantoro meninggalkan duka yang mendalam, bukan hanya sebagai mantan pemain hebat, tetapi juga sebagai teladan dalam menata kehidupan pasca-karier sepak bola. Kisah hidupnya, dari lapangan kampung hingga ke kancah internasional, menjadi inspirasi bagi banyak orang. Selamat jalan, legenda! Semoga amal dan kebaikannya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
Dunia sepak bola Indonesia berduka. Bejo Sugiantoro, mantan libero andalan Timnas dan pilar Persebaya Surabaya, telah meninggal dunia pada usia 47 tahun. Ia mengembuskan napas terakhirnya di Lapangan SIER Surabaya, Selasa sore, saat tengah bermain sepak bola. Kepergian Bejo meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga, rekan-rekan sesama pemain, dan seluruh pecinta sepak bola Tanah Air.
Sepanjang kariernya, Bejo menorehkan prestasi gemilang. Alumni Primavera angkatan 1993-1994 ini tercatat membela Timnas Indonesia sebanyak 45 kali dengan torehan dua gol (1997-2004). Di level klub, ia bermain untuk sejumlah tim besar, termasuk Persebaya Surabaya (138 penampilan, 2 gol), PSPS, Mitra Kukar, Persidafon, dan terakhir, Deltras.
Lebih dari sekadar prestasi di lapangan hijau, Bejo Sugiantoro dikenal sebagai sosok yang bijak dalam mengelola keuangan. Pengalaman masa kecil dan remaja yang penuh tantangan membentuknya menjadi pribadi yang cermat dan disiplin dalam mengatur penghasilan. Bahkan sejak masih aktif bermain, ia telah merintis usaha persewaan kontainer atas saran ayah mertuanya, sebagai bekal masa pensiun. Usaha tersebut dijalankan oleh istrinya, Yetty Rachmawati, sehingga Bejo dapat fokus pada karier sepak bolanya.
Setelah gantung sepatu, Bejo menunjukkan kepiawaiannya sebagai pelatih. Ia memulai karier kepelatihan di Persik Kediri, kemudian menjadi asisten pelatih di Persebaya Surabaya, dan terakhir menukangi Deltras di Liga 2.
Kepergian Bejo Sugiantoro meninggalkan duka yang mendalam, bukan hanya sebagai mantan pemain hebat, tetapi juga sebagai teladan dalam menata kehidupan pasca-karier sepak bola. Kisah hidupnya, dari lapangan kampung hingga ke kancah internasional, menjadi inspirasi bagi banyak orang. Selamat jalan, legenda! Semoga amal dan kebaikannya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.