Andre Onana, kiper anyar Manchester United, tengah menjadi sorotan tajam. Performa inkonsistennya di bawah mistar gawang membuat Setan Merah terdampar di posisi ke-15 klasemen sementara Premier League dengan raihan 30 poin. Padahal, ekspektasi terhadap penjaga gawang asal Kamerun ini sangat tinggi sejak didatangkan dari Inter Milan pada tahun 2023. Kegagalan Onana memenuhi harapan tersebut membuat manajemen Manchester United dikabarkan mempertimbangkan untuk menggantinya, dengan kiper Atalanta, Juan Musso, menjadi salah satu kandidat.
Namun, Onana bukanlah satu-satunya kiper yang gagal bersinar di Old Trafford. Sejarah Manchester United dipenuhi oleh deretan penjaga gawang yang performa dan kiprahnya jauh dari kata memuaskan, bahkan di era kejayaan Sir Alex Ferguson. Berikut lima kiper “terburuk” Manchester United yang mungkin sudah Anda lupakan:
-
Kevin Pilkington (1992-1998): Meski sempat menjadi bagian dari tim pemenang Piala FA Youth 1992 bersama Beckham dan Scholes, Pilkington hanya bermain enam kali di liga untuk United. Kariernya lebih menonjol di liga-liga bawah setelah meninggalkan Old Trafford.
-
Roy Carroll (2001-2005): Statistiknya terbilang mengesankan, namun Carroll seringkali kehilangan kepercayaan diri dan dinilai kurang mumpuni untuk menjadi kiper utama. Kesalahan fatalnya melawan Tottenham, meskipun golnya tidak disahkan, tetap menjadi noda dalam kariernya.
-
Paul Rachubka (1999-2003): Hanya tampil sekali di liga untuk United sebagai pengganti Fabien Barthez yang cedera. Debutnya yang cemerlang dengan clean sheet sayangnya tidak berlanjut.
-
Jim Leighton (1988-1992): Rekrutan Sir Alex Ferguson yang dianggap sebagai salah satu kiper terbaik dunia saat itu, Leighton justru mengalami penurunan drastis performanya di Manchester United. Puncaknya adalah penampilan buruk di final Piala FA 1990, yang membuat hubungannya dengan Ferguson renggang.
-
Massimo Taibi (1999-2000): Hanya bermain empat kali di liga untuk MU, Taibi dikenal karena blunder-blunder fatalnya yang menghancurkan kepercayaan diri rekan satu tim dan penggemar.
Nasib buruk Manchester United di bawah mistar gawang sepertinya masih berlanjut. Apakah Onana akan mengikuti jejak para pendahulunya yang terlupakan, atau justru mampu membalikkan keadaan dan membuktikan kualitasnya? Hanya waktu yang akan menjawab.
Andre Onana, kiper anyar Manchester United, tengah menjadi sorotan tajam. Performa inkonsistennya di bawah mistar gawang membuat Setan Merah terdampar di posisi ke-15 klasemen sementara Premier League dengan raihan 30 poin. Padahal, ekspektasi terhadap penjaga gawang asal Kamerun ini sangat tinggi sejak didatangkan dari Inter Milan pada tahun 2023. Kegagalan Onana memenuhi harapan tersebut membuat manajemen Manchester United dikabarkan mempertimbangkan untuk menggantinya, dengan kiper Atalanta, Juan Musso, menjadi salah satu kandidat.
Namun, Onana bukanlah satu-satunya kiper yang gagal bersinar di Old Trafford. Sejarah Manchester United dipenuhi oleh deretan penjaga gawang yang performa dan kiprahnya jauh dari kata memuaskan, bahkan di era kejayaan Sir Alex Ferguson. Berikut lima kiper “terburuk” Manchester United yang mungkin sudah Anda lupakan:
-
Kevin Pilkington (1992-1998): Meski sempat menjadi bagian dari tim pemenang Piala FA Youth 1992 bersama Beckham dan Scholes, Pilkington hanya bermain enam kali di liga untuk United. Kariernya lebih menonjol di liga-liga bawah setelah meninggalkan Old Trafford.
-
Roy Carroll (2001-2005): Statistiknya terbilang mengesankan, namun Carroll seringkali kehilangan kepercayaan diri dan dinilai kurang mumpuni untuk menjadi kiper utama. Kesalahan fatalnya melawan Tottenham, meskipun golnya tidak disahkan, tetap menjadi noda dalam kariernya.
-
Paul Rachubka (1999-2003): Hanya tampil sekali di liga untuk United sebagai pengganti Fabien Barthez yang cedera. Debutnya yang cemerlang dengan clean sheet sayangnya tidak berlanjut.
-
Jim Leighton (1988-1992): Rekrutan Sir Alex Ferguson yang dianggap sebagai salah satu kiper terbaik dunia saat itu, Leighton justru mengalami penurunan drastis performanya di Manchester United. Puncaknya adalah penampilan buruk di final Piala FA 1990, yang membuat hubungannya dengan Ferguson renggang.
-
Massimo Taibi (1999-2000): Hanya bermain empat kali di liga untuk MU, Taibi dikenal karena blunder-blunder fatalnya yang menghancurkan kepercayaan diri rekan satu tim dan penggemar.
Nasib buruk Manchester United di bawah mistar gawang sepertinya masih berlanjut. Apakah Onana akan mengikuti jejak para pendahulunya yang terlupakan, atau justru mampu membalikkan keadaan dan membuktikan kualitasnya? Hanya waktu yang akan menjawab.