Kartu kuning, atau Kartu Tanda Pencari Kerja (AK1), sering dianggap hanya sebagai dokumen formal saat melamar pekerjaan, khususnya di instansi pemerintah. Padahal, manfaatnya jauh lebih luas dan penting daripada sekadar “pelengkap berkas”. Banyak pencari kerja belum menyadari potensi sebenarnya yang dimiliki kartu ini dalam membuka peluang kerja yang lebih terarah.
Apa Sebenarnya Manfaat Kartu Kuning Selain untuk Lamaran Kerja?
Meski namanya kartu kuning, secara fisik kartunya berwarna putih. Kartu ini dikeluarkan oleh instansi ketenagakerjaan di daerah tempat tinggal Anda. Data diri Anda, seperti nama lengkap, nomor KTP, riwayat pendidikan, dan pengalaman kerja, akan tercantum di dalamnya. Selain itu, terdapat pula foto dan tanda tangan Anda, serta informasi mengenai kewajiban pelaporan berkala.
Kegunaannya? Jauh melampaui sekadar syarat administrasi. Kartu kuning menjadi bukti resmi bahwa Anda aktif mencari kerja. Banyak perusahaan swasta, selain instansi pemerintah, menjadikan kartu ini sebagai salah satu persyaratan lamaran.
Lebih dari itu, kartu kuning berperan penting dalam sistem ketenagakerjaan nasional. Data Anda akan tercatat dalam database nasional, membantu pemerintah memetakan tingkat pengangguran, merancang program pelatihan, dan menyalurkan lowongan kerja yang sesuai dengan keahlian Anda.
Apakah Kartu Kuning Wajib untuk Melamar Pekerjaan?
Kartu kuning menjadi syarat mutlak bagi pelamar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan beberapa perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tanpa kartu ini, proses administrasi lamaran Anda bisa terhambat. Jadi, jika Anda bermimpi menjadi abdi negara atau bekerja di BUMN, pastikan Anda sudah mengurus kartu kuning.
Selain itu, mendaftarkan diri di instansi ketenagakerjaan melalui kartu kuning memberikan akses ke informasi lowongan kerja yang telah diverifikasi dan terpercaya. Anda akan dihubungi jika ada lowongan yang sesuai dengan profil Anda. Ini memberikan jalan aman untuk menghindari penipuan lowongan kerja.
Bagaimana Cara Mendapatkan dan Apa Saja yang Tercantum di Dalamnya?
Proses pembuatan kartu kuning relatif mudah dan bahkan gratis! Anda bisa mengurusnya langsung ke instansi ketenagakerjaan setempat atau melalui jalur online (jika tersedia).
Isi kartu kuning umumnya terbagi dalam dua halaman. Halaman pertama memuat nomor pencari kerja, nomor identitas (KTP), foto dan tanda tangan Anda, serta kolom pelaporan berkala. Halaman kedua berisi data diri lengkap, riwayat pendidikan formal dan non-formal, dan tanda tangan petugas yang menerbitkan kartu.
Persyaratan pembuatannya pun terbilang sederhana: fotokopi dan asli ijazah terakhir, fotokopi dan asli KTP, pas foto, dan jika ada, fotokopi sertifikat keahlian atau pengalaman kerja.
Kartu kuning memiliki masa berlaku, biasanya dua tahun dan bisa diperpanjang setelah masa berlaku habis. Pemilik kartu kuning juga diwajibkan melapor secara berkala (misalnya, setiap enam bulan) untuk memperbarui data dan tetap terhubung dengan peluang kerja terbaru.
Selain itu, karena proses pembuatannya membutuhkan dokumen seperti Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dan Surat Bebas Narkoba (SKBN), kepemilikan kartu kuning secara tidak langsung menunjukkan rekam jejak yang baik. Ini bisa menjadi poin plus saat melamar pekerjaan di beberapa perusahaan.
Kepemilikan kartu kuning dapat mempercepat proses seleksi lamaran kerja. Jika perusahaan bekerja sama dengan instansi ketenagakerjaan, mereka dapat lebih mudah menyaring pelamar yang sesuai kriteria dan memiliki kartu kuning. Ini tentu meningkatkan peluang Anda untuk dihubungi perusahaan.
Kesimpulannya, kartu kuning bukan sekadar formalitas. Ia adalah alat penting yang membantu Anda dalam pencarian kerja dan juga berkontribusi pada sistem ketenagakerjaan di Indonesia. Jadi, bagi Anda yang sedang mencari pekerjaan, jangan ragu untuk mengurus kartu kuning. Ini adalah langkah awal yang cerdas menuju pekerjaan impian!
Sumber : https://fahum.umsu.ac.id/berita/kegunaan-kartu-kuning-yang-tidak-diketahui/
