Kegagalan Juventus lolos ke babak selanjutnya Liga Champions menyisakan rasa getir bagi manajemen klub. Direktur Juventus, Cristiano Giuntoli, secara terbuka mengungkapkan kekecewaan dan kemarahannya atas eliminasi tersebut. Ia menyebut kegagalan ini menimbulkan kerugian besar, baik dari sisi finansial maupun reputasi klub.
Padahal, pekan sebelumnya Juventus meraih kemenangan manis atas Inter Milan di Derby d’Italia, sekaligus mendongkrak posisi mereka di Serie A. Namun euforia tersebut sirna setelah kekalahan dramatis di babak play-off Liga Champions melawan PSV Eindhoven lewat babak perpanjangan waktu. Giuntoli menekankan pentingnya lolos ke Liga Champions musim depan, baik dari aspek ekonomi maupun prestise klub.
Kekecewaan Juventus semakin diperparah oleh krisis cedera yang melanda skuat. Renato Veiga dan Niccolo Savona menambah daftar pemain cedera yang sudah diisi oleh Pierre Kalulu, Gleison Bremer, dan Juan Cabal. Kondisi ini memaksa pelatih untuk merombak formasi, termasuk memainkan Lloyd Kelly sebagai bek tengah dan memberikan kesempatan langka bagi Dusan Vlahovic sebagai starter di Serie A. Giuntoli optimistis bahwa lini depan Juventus, yang diisi oleh pemain-pemain bintang, akan mampu menemukan performa terbaiknya.
Juventus menghadapi tantangan lain, yakni keterbatasan finansial yang membuat mereka banyak mengandalkan pemain pinjaman. Hal ini tentu menyulitkan perencanaan jangka panjang tim. Meski begitu, Giuntoli tetap optimistis karena hubungan baik yang terjalin dengan klub-klub pemilik pemain pinjaman tersebut. Fokus utama Juventus saat ini adalah menyelesaikan musim dengan baik dan mengamankan posisi empat besar untuk memastikan tiket Liga Champions musim depan. Giuntoli menegaskan, hal itu merupakan prioritas utama bagi Juventus.
Kegagalan Juventus lolos ke babak selanjutnya Liga Champions menyisakan rasa getir bagi manajemen klub. Direktur Juventus, Cristiano Giuntoli, secara terbuka mengungkapkan kekecewaan dan kemarahannya atas eliminasi tersebut. Ia menyebut kegagalan ini menimbulkan kerugian besar, baik dari sisi finansial maupun reputasi klub.
Padahal, pekan sebelumnya Juventus meraih kemenangan manis atas Inter Milan di Derby d’Italia, sekaligus mendongkrak posisi mereka di Serie A. Namun euforia tersebut sirna setelah kekalahan dramatis di babak play-off Liga Champions melawan PSV Eindhoven lewat babak perpanjangan waktu. Giuntoli menekankan pentingnya lolos ke Liga Champions musim depan, baik dari aspek ekonomi maupun prestise klub.
Kekecewaan Juventus semakin diperparah oleh krisis cedera yang melanda skuat. Renato Veiga dan Niccolo Savona menambah daftar pemain cedera yang sudah diisi oleh Pierre Kalulu, Gleison Bremer, dan Juan Cabal. Kondisi ini memaksa pelatih untuk merombak formasi, termasuk memainkan Lloyd Kelly sebagai bek tengah dan memberikan kesempatan langka bagi Dusan Vlahovic sebagai starter di Serie A. Giuntoli optimistis bahwa lini depan Juventus, yang diisi oleh pemain-pemain bintang, akan mampu menemukan performa terbaiknya.
Juventus menghadapi tantangan lain, yakni keterbatasan finansial yang membuat mereka banyak mengandalkan pemain pinjaman. Hal ini tentu menyulitkan perencanaan jangka panjang tim. Meski begitu, Giuntoli tetap optimistis karena hubungan baik yang terjalin dengan klub-klub pemilik pemain pinjaman tersebut. Fokus utama Juventus saat ini adalah menyelesaikan musim dengan baik dan mengamankan posisi empat besar untuk memastikan tiket Liga Champions musim depan. Giuntoli menegaskan, hal itu merupakan prioritas utama bagi Juventus.