Dua mahasiswa Surabaya, Dixon Marcello dan Sulthan Atha M, berhasil menciptakan inovasi yang mengubah persepsi kita terhadap sampah plastik. Lewat FURE, mereka mentransformasikan tutup botol plastik bekas menjadi furnitur dan dekorasi rumah yang menarik dan fungsional.
Prosesnya dimulai dengan pengumpulan dan pemilahan tutup botol plastik. Tutup-tutup tersebut kemudian dilelehkan pada suhu tinggi dan dipress hingga membentuk lembaran padat setebal 1-2 sentimeter. Warna-warni alami dari plastik tersebut menjadi ciri khas produk FURE, menciptakan tampilan unik dan menarik.
Lembaran plastik padat ini kemudian dibentuk menjadi berbagai produk, termasuk kursi, bangku kecil, tatakan gelas (coaster), tempat ponsel (phone holder), dan hiasan dinding. Produk-produk ini telah menghiasi beberapa kafe di Surabaya, sekaligus menjadi media kampanye keberlanjutan.
FURE tidak hanya berfokus pada produksi. Mereka membangun ekosistem ekonomi sirkular dengan berkolaborasi dengan tempat pembuangan sementara (TPS) dan pengepul plastik lokal. Kerja sama ini menjamin pasokan bahan baku sekaligus memberikan peluang ekonomi baru bagi masyarakat di sektor informal. Selain itu, FURE juga bermitra dengan MAXY Academy untuk menyelenggarakan program edukasi tentang pentingnya daur ulang.
Sulthan Atha menjelaskan bahwa FURE lebih dari sekadar proses produksi; ini tentang membangun sistem berkelanjutan yang berdampak sosial. Mereka ingin membuktikan bahwa plastik bekas tidak harus berakhir di tempat sampah, melainkan dapat memiliki nilai dan “kehidupan kedua” jika dikelola dengan baik.
Inovasi FURE menunjukkan bagaimana kreativitas anak muda dapat memberikan solusi bagi permasalahan lingkungan, sosial, dan ekonomi. Mereka mengajak masyarakat untuk mengubah cara pandang terhadap sampah plastik, melihatnya bukan sebagai akhir cerita, melainkan sebagai awal dari sesuatu yang lebih bermakna.