Berbisnis produk makanan, kosmetik, atau obat di Indonesia? Anda wajib paham aturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Tahun 2025 menandai era pengawasan yang lebih ketat. Ketidakpatuhan bisa berujung pada sanksi berat, mulai dari denda hingga pencabutan izin usaha, bahkan pidana. Artikel ini menyajikan panduan praktis untuk memastikan bisnis Anda aman dan patuh terhadap regulasi BPOM.
BPOM: Garda Terdepan Keamanan Produk
BPOM adalah lembaga pemerintah yang bertugas mengawasi keamanan, khasiat, dan distribusi produk obat, makanan, kosmetik, dan suplemen kesehatan. Wewenang BPOM meliputi penerbitan nomor registrasi, inspeksi, penarikan produk, dan pemberian sanksi. Mereka juga berkolaborasi dengan badan internasional untuk menjaga standar global. BPOM semakin transparan dan digital dalam beberapa tahun terakhir, memudahkan pelaku usaha yang patuh.
Mengapa Kepatuhan BPOM Sangat Penting?
Di tahun 2025, kepatuhan terhadap regulasi BPOM bukan sekadar soal menghindari hukuman. Ini tentang reputasi merek, kepercayaan konsumen, dan keberlanjutan bisnis Anda. Ketidakpatuhan dapat merusak citra, mengurangi kepercayaan investor, dan membatasi akses pasar, baik lokal maupun internasional.
Checklist Kepatuhan BPOM 2025
Berikut langkah-langkah penting untuk memastikan kepatuhan Anda:
-
Klasifikasi Produk: Pastikan Anda mengklasifikasikan produk secara tepat (makanan olahan, kosmetik, obat tradisional, obat bebas, obat resep, suplemen kesehatan). Klasifikasi yang salah bisa menyebabkan penundaan atau penolakan registrasi.
-
Registrasi Produk: Siapkan dokumen lengkap, termasuk Nomor Induk Berusaha (NIB), Sertifikat GMP (Good Manufacturing Practice), Sertifikasi Halal (jika diperlukan), dan dossier produk. Ajukan registrasi melalui portal BPOM. Prosesnya bisa memakan waktu beberapa minggu hingga beberapa bulan.
-
Kepatuhan Label: Label harus memuat informasi lengkap dan akurat, termasuk nama produk, nomor registrasi BPOM, berat/volume, informasi produsen/importir, tanggal kadaluarsa/produksi, daftar bahan, dan petunjuk penggunaan/peringatan. Klaim kesehatan harus didukung bukti ilmiah.
-
Kemasan dan Bahasa: Gunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama pada kemasan. Perhatikan juga regulasi baru terkait kemasan ramah lingkungan.
-
Iklan dan Klaim: Hindari klaim yang berlebihan atau tidak terbukti secara ilmiah. Semua materi iklan perlu persetujuan BPOM jika diperlukan.
-
Prosedur Impor: Importir harus terdaftar di BPOM, menunjuk perwakilan lokal, dan memiliki gudang yang terdaftar. Dokumen impor harus lengkap.
-
Standar Produksi: Pabrik harus mematuhi GMP, CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik), atau CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik). Siap-siap untuk audit rutin dan inspeksi mendadak.
-
Pengawasan Pasca-Pasar: Simpan sampel produk, catat distribusi, dan laporkan efek samping serius jika ada.
-
Penarikan dan Pelaporan Produk: Jika produk terbukti tidak aman, segera laporkan ke BPOM, lakukan penarikan produk, dan informasikan publik.
-
Pelaporan dan Pembaruan Tahunan: Kirim laporan tahunan (jika diperlukan), pantau masa berlaku lisensi dan sertifikat, dan ikuti pembaruan regulasi BPOM.
Sanksi Ketidakpatuhan
Sanksi atas pelanggaran regulasi BPOM sangat berat, termasuk sanksi administratif, penyitaan produk, denda hingga miliaran rupiah, dan tuntutan pidana. BPOM juga memiliki daftar hitam perusahaan yang sering melanggar.
Tips Membangun Kepatuhan Berkelanjutan
- Tunjuk petugas regulasi internal.
- Lakukan audit berkala.
- Latih staf.
- Konsultasi dengan ahli.
- Ikuti pembaruan regulasi BPOM.
Kepatuhan BPOM bukan hanya kewajiban hukum, tetapi kunci keberhasilan bisnis Anda di masa depan. Dengan mengikuti checklist ini, Anda dapat melindungi bisnis dan konsumen Anda.
Sumber : https://wartaviral.com/daftar-periksa-kepatuhan-bpom-menghindari-sanksi-dan-penyitaan-pada-2025/
