Raden Syahid
|
|
---|---|
![]()
Ilustrasi Sunan Kalijaga
|
|
Gelar | Syekh, sunan, wali, ulama, guru, Priyo |
Nasab | bin Ahmad Sahur |
Lahir |
1450
Tuban, Majapahit |
Meninggal | Kadilangu, Demak, Pajang |
Dimakamkan di | Kadilangu, Demak, Demak |
Nama lain | Brandal Lokajaya Syekh Malaya |
Kebangsaan | Kerajaan Majapahit, Kesultanan Demak, dan Kesultanan Pajang |
Zaman | Majapahit, Demak |
Pekerjaan |
|
Denominasi | Sunni |
Murid dari | Sunan Bonang, Syekh Siti Jenar, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Gunung Jati, Dang Hyang Nirartha dan guru-gurunya Sunan Kalijaga |
Mempengaruhi
|
|
Istri |
|
Keturunan | 4 |
Orang tua |
Raden Ahmad Sahur (ayah)
Dewi Nawang Arum (ibu) |
Sunan Kalijaga atau Sayyid Raden Mas Said/Syahid adalah seorang ulama terkenal dan penasehat pemerintahan di era Majapahit pada masa prabu Kertabhumi , Demak , Pajang . Ia juga termasuk dalam anggota Walisongo .
Selain sebagai ulama ia juga menjadi seniman , dan arsitek yang ulung. Salah satu media dakwahnya yang dikenal luas hingga sekarang melalui pentas adalah wayang kulit.
Kesenian wayang kulit yang awalnya berisi kisah-kisah Hindu, diganti oleh Sunan Kalijaga menjadi kisah-kisah yang berisi ajaran Islam. Contohnya yaitu Wayang sadat , dan Jamus Kalimasada , sebagaimana yang dijelaskan oleh Siti Wahidoh dalam Buku Intisari Sejarah Kebudayaan Islam.
Riwayat
Menjadi Murid Sunan Bonang
Menurut cerita, Sebelum menjadi Walisongo , Raden Said adalah seorang perampok yang selalu mengambil hasil bumi di gudang penyimpanan Hasil Bumi di kerajaannya, merampok orang-orang yang kaya. Hasil curiannya, dan rampokannya itu akan ia bagikan kepada orang-orang yang miskin.
Suatu hari, saat Raden Said berada di hutan, ia melihat seseorang kakek tua yang bertongkat, ternyata orang itu adalah Sunan Bonang . Karena tongkat itu jika dilihat seperti tongkat emas, ia merampas tongkat itu. Katanya, hasil rampokan itu akan ia bagikan kepada orang yang miskin. Tetapi, Sunan Bonang tidak membenarkan cara itu. Ia menasehati Raden Said bahwa Allah S.W.T tidak akan menerima amal yang buruk. Lalu, Sunan Bonang menunjukan pohon aren emas dan mengatakan bila Raden Said ingin mendapatkan harta tanpa berusaha, maka ambillah buah aren emas yang ditunjukkan oleh Sunan Bonang .
Karena itu, Raden Said ingin menjadi murid Sunan Bonang. Raden Said lalu menyusul Sunan Bonang ke sungai. Raden Said berkata bahwa ingin menjadi muridnya. Sunan Bonang lalu menyuruh Raden Said untuk bersemedi sambil menjaga tongkatnya yang ditancapkan ke tepi sungai. Raden Said tidak boleh beranjak dari tempat tersebut sebelum Sunan Bonang datang. Raden Said lalu melaksanakan perintah tersebut. Karena itu, ia menjadi tertidur dalam waktu lama. Karena lamanya ia tertidur, tanpa disadari akar dan rerumputan telah menutupi dirinya.
Tiga tahun kemudian, Sunan Bonang datang dan membangunkan Raden Said. Karena ia telah menjaga tongkatnya yang ditanjapkan ke sungai, maka Raden Said diganti namanya menjadi Kalijaga. Kalijaga lalu diberi pakaian baru dan diberi pelajaran agama oleh Sunan Bonang . Kalijaga lalu melanjutkan dakwahnya dan dikenal sebagai Sunan Kalijaga.
Penerus Dakwah
Setelah Sunan Kalijaga Wafat, Perjuangan dakwah dilanjutkan oleh putranya sendiri yakni Sunan Hadi sebagai pemimpin kadilangu, pada tahun 1601 masehi gelar berubah menjadi Panembahan Hadi, (karena gelar Sunan digunakan Sunan Hanyokrowati sebagai Raja Mataram) sampai dengan keturunan sekarang trah Panembahan widjil di kadilangu Demak.
Keluarga
Panembahan Hadi
R.Abdurrahman
Ratu retno ayu pembayun
Ratu retno penenggak
R.umar said
Pemakaman
Sunan Kalijaga diperkirakan meninggal pada tanggal 12 Muharram 1513 saka (sekitar 17 Oktober 1592 M).
Sunan Kalijaga dimakamkan di Daerah Kadilangu , Kabupaten Demak . Makam ini hingga sekarang, ramai diziarahi orang-orang dari seluruh indonesia.
Haul Sunan Kalijaga diperingati setiap tanggal 10 Muharram oleh masyarakat di Kadilangu, Demak.
Warisan Budaya
Berikut adalah daftar warisan budaya dari Sunan Kalijaga, yaitu :
- Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Beberapa lagu suluk ciptaannya yang populer adalah Ilir-ilir dan .
- Dialah Penggagas , perayaan sekatenan , , serta lakon Layang Kalimasada dan Petruk Dadi Ratu ("Petruk Jadi Ratu").
- Lanskap pusat kota berupa kraton, alun-alun dengan dua beringin serta masjid diyakini pula dikonsep oleh Sunan Kalijaga.
- Ia ikut pula merancang pembangunan Masjid Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak . Tiang "tatal" (pecahan kayu) yang merupakan salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi Sunan Kalijaga.
Pusat Inspirasi
Kisah perjalanan hidup Sunan Kalijaga juga sudah dibuatkan Film, diantaranya :
- Dalam film Sunan Kalijaga (1983), Sunan Kalijaga diperankan oleh Deddy Mizwar .
- Dalam film Sunan Kalijaga dan Syech Siti Jenar (1985), Sunan Kalijaga diperankan oleh Deddy Mizwar .
Referensi
- Soekirno, Ade (1994). Sunan Kalijaga: asal-usul mesjid agung demak: cerita rakyat Jawa Tengah. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. ISBN 9795534629 .
- Nasuhi, Hamid (2017). "Shakhṣīyat Sunan Kalijaga fī taqālīd Mataram al-Islāmīyah". Studia Islamika. Vol. 24 no. 1. Republic of Indonesia: Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta. ISSN 2355-6145.
- Chodjim, Achmad (2013). Sunan Kalijaga: Mistik dan Makrifat. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. ISBN 9789790242920 .
- Ricklefs, M.C. (1991). A History of Modern Indonesia since c.1300, 2nd Edition. London: MacMillan. p. 10. ISBN 0-333-57689-6 .
- Sunyoto, Agus (2014). Atlas Wali Songo: Buku Pertama yang Mengungkap Wali Songo Sebagai Fakta Sejarah. 6th edition. Depok: Pustaka IIMaN. ISBN 978-602-8648-09-7