Songkolo patang rupa (lontara: ᨔᨚᨀᨚᨒᨚ ᨄᨈ ᨑᨘᨄ, har : nasi ketan empat warna) adalah sejenis makanan yang disajikan oleh masyarakat Suku Bugis - Makassar dalam menyambut bulan suci Ramadan . Makanan ini terdiri dari nasi ketan yang sudah diberi warna hitam, putih, kuning, dan merah yang masing-masing melambangkan elemen-elemen alam tertentu. Sebelum disajikan, songkolo patang rupa akan dibacakan doa-doa terlebih dahulu, khususnya doa terkait keselamatan selama menjalani ibadah di bulan Ramadan dan doa agar berkesempatan untuk menjumpai Ramadan tahun depan. [ 1 ]
Makna warna
Songkolo patang rupa terdiri dari empat warna, yaitu:
- warna merah bermakna api,
- warna kuning bermakna angin,
- warna putih bermakna air, dan
- warna hitam bermakna tanah.
Sehingga dapat diartikan bahwa makanan ini merupakan simbol perekat antar manusia. [ 2 ]
Penggunaan lain
Selain disajikan dalam rangka menyambut bulan Ramadan, songkolo patang rupa juga dihidangkan di saat pernikahan, yaitu dalam tradisi [ 3 ] oleh masyarakat Luwu dan , [ 4 ] memasuki rumah baru, [ 5 ] dan saat ziarah ke makam leluhur. [ 6 ]
Lihat pula
Referensi
- ^ Isman, Andi Nur. "6 Tradisi Warga Sulsel Sambut Ramadan, Barzanji-Baca-baca Pakai Songkolo" . detiksulsel . Diakses tanggal 2025-03-05 .
- ^ Janita, Rima (2024-10-13). "Tahapan Suku Bugis saat Sambut Bulan Ramadan" . Radio Republik Indonesia (RRI) . Diakses tanggal 2025-03-05 .
- ^ majalahmitos (2023-12-17). "Songkolo Patang Rupa" . Majalah Mitos . Diakses tanggal 2025-03-05 .
- ^ Mutmainnah, Nur (2011). "Tradisi Akkaddo Minynyak Pada Rangkaian Pesta Pernikahan di Makassar (Pengamatan Keluarga Saharu Bin Mangureang di Makassar)" . E-prints UNM .
- ^ Yusuf, Muh. (2017). "Integrasi Islam dalam Pangngadakkang pada Sistem Pemerintahan Adat Kajang Ammatoa" (PDF) . Repository UIN Alauddin Makassar .
-
^
Fadillah Idrus, Nurul; Haeriyyah, author; Agussalim, Andi (2023).
.
Jurnal Sarjana Ilmu Budaya
.
3
(2):
14–
22.
{{ cite journal }}
: ( )