Tengkorak dari
Nigersaurus
taqueti
beserta postur kepala pada sauropodomorpha.
Sauropodomorpha beradaptasi untuk meramban pada ketinggian yang lebih tinggi daripada herbivor lainnya, memberi mereka akses kepada dedaunan pohon tinggi. Strategi makan ini didukung oleh banyak dari karakteristik yang mendefinisikan mereka, seperti:
tengkorak
yang ringan dan kecil di ujung leher yang panjang (dengan 10 atau lebih
vertebra
serviks) serta memiliki ekor panjang sebagai penyeimbang (dengan 1 hingga 3 vertebra sakral tambahan).
Gigi
mereka lemah, dan berbentuk seperti daun (lanceolate) atau sendok (spatulate). Alih-alih gigi penggilas (seperti molar), mereka menelan batu
gastrolit
untuk membantu mencerna materi serat tumbuhan yang sulit dicerna. Bagian depan dari mulut atas mereka memiliki bentuk bengkok kebawah, kemungkinan merupakan sebuah
paruh
.
Salahsatu sauropodomorpha pertama yang diketahui,
Saturnalia
berukuran kecil dan ramping (panjang 1.5 meter); namun pada akhir periode Trias, mereka menjadi dinosaurus paling besar pada waktunya, dan seiring Periode Jura dan Kapur berlangsung, terus bertambah besar. Akhirnya, sauropoda-sauropoda terbesar, seperti
Supersaurus
,
Diplodocus
hallorum,
dan
Argentinosaurus
mencapai panjang 30-40 meter dengan berak 60 hingga 100 ton, atau bahkan lebih.
Awalnya merupakan bipedal, seiring ukuran mereka bertambah besar, mereka mengembangkan gaya berjalan
berkaki empat yang hanya bisa digunakan untuk berjalan pelan di darat, seperti pada
gajah
. Sauropodomorpha awal kemungkinan besar merupakan
omnivor
, karena mereka memiliki leluhur yang sama dengan
saurischia
lainnya (
theropoda
) yang memiliki gaya hidup sebagai
karnivor
. Oleh karena itu, evolusi mereka menjadi herbivor juga berlangsung bersamaan dengan meningkatnya ukuran tubuh dan panjang leher mereka.
Mereka juga memiliki lubang hidung (nares) yang besar, dan jempol (pollex) dengan cakar yang panjang, yang kemungkinan digunakan sebagai pertahanan diri, meski pertahanan utama mereka adalah ukuran mereka.