Orang kaya atau orang kaja adalah gelar tradisional di Nusantara . Gelar ini telah digunakan selama berabad-abad di berbagai wilayah di Semenanjung Malaya dan Kepulauan Melayu , sehingga makna dari gelar ini sendiri berbeda-beda. [ 1 ]
Selayang pandang
Gelar "orang kaya" dapat ditemui di Maluku , termasuk di Kepulauan Banda dan Kepulauan Leti . [ 2 ] Orang kaya di Kepulauan Banda dapat dideskripsikan sebagai oligarki pedagang di masyarakat kesukuan. [ 3 ]
Sementara itu, di bagian barat Kepulauan Melayu, orang kaya tunduk kepada kekuasaan sultan dan merupakan bagian dari struktur perdagangan. Dalam konteks ini, orang kaya merupakan sebuah kelas sosial tersendiri. [ 3 ]
Di Kesultanan Aceh , orang kaya merupakan bangsawan kaya yang juga menjadi pejabat negara. [ 4 ]
Catatan kaki
- ^ R. F. Ellen: Conundrums about Panjandrums: On the Use of Titles in the Relations of Political Subordination in the Moluccas and along the Papuan Coast . Southeast Asia Program Publications at Cornell University, doi:10.2307/3351035 , JSTOR 3351035 .
- ^ Ernst Christoph Barchewitz: Ost-Indianische Reise-Beschreibung , Chemnitz 1730, hlm. 248
- ^ a b J. Kathirithamby-Wells: Royal Authority and the Orang Kaya in the Western Archipelago, Circa 1500–1800 (PDF) Dalam: Journal of Southeast Asian Studies , Volume 17, Issue 2, September 1986, hlm. 256–267, doi:10.1017/S0022463400001041 .
- ^ Khan 2017 , hlm. 3.
Daftar pustaka
- R. F. Ellen: Conundrums about Panjandrums: On the Use of Titles in the Relations of Political Subordination in the Moluccas and along the Papuan Coast . Southeast Asia Program Publications at Cornell University, doi:10.2307/3351035 , JSTOR 3351035 .
- Khan, Sher Banu A.L. (2017). Sovereign Women in a Muslim Kingdom: The Sultanahs of Aceh, 1641-1699 . Singapore: NUS Press.