Artikel atau bagian artikel ini
kemungkinan telah
disalin dan disisipkan bulat-bulat
dari
https://www.dirga.id/2020/06/killing-me-inside.html
, dan mungkin melanggar
kebijakan hak cipta Wikipedia
. Silakan perbaiki artikel ini dengan menghapus konten berhak cipta tidak bebas dan menggantinya dengan konten bebas dengan benar, atau tandai konten untuk dihapus.
(
periksa
)
(
Juli 2025
)
|
![]() |
Artikel ini memiliki beberapa masalah.
Tolong bantu
atau diskusikan masalah-masalah ini di
halaman pembicaraannya
.
(
Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini
)
|
KILMS
|
|
---|---|
![]() |
|
Informasi latar belakang | |
Asal | Jakarta Selatan , Indonesia |
Genre |
|
Tahun aktif | 2005–sekarang |
Label |
|
Artis terkait |
|
Anggota |
Josaphat Klemens
Chandra Erin Melody Alcassia |
Mantan anggota |
Raka Cyril Damar
Rendy Pradipta Muhammad Fauzan Anak Agung Gde Davi Frisya Onadio Leonardo Putra Pra Ramadhan Savira Razak Erlangga Wibisana Rudye Nugraha Putra Faizal Permana Gama Gifari Machdis Arie |
KILMS (sebelumnya Killing Me Inside) merupakan sebuah grup musik emo rock asal Jakarta Selatan , Indonesia dibentuk pada 18 Juni 2005 . Saat ini mereka beranggotakan satu orang yaitu: Josaphat Klemens selaku gitaris. Sejak terbentuk, mereka telah mengeluarkan 4 album yaitu, " A Fresh Start for Something New ", " Killing Me Inside ", " One Reason " & " Rebirth: A New Beginning . " Sempat berkolaborasi dengan Luna Maya & Gading Martin di lagu "Biarlah". Tiffany Orie di lagu "Jangan Pergi." Piyu gitaris Padi Reborn di lagu "Bertarung". Lalu pada tahun 2017 berkolaborasi dengan Ayu Ratna ex Garasi mengeluarkan 2 single Fractured & Remnants dan pada tahun 2018-2019 dengan Joe Tirta eks Saint Loco membuahkan 1 single berjudul Burn. Kini Killing Me Inside berada di bawah naungan Anoixi Records, yang kembali mengambil jalur indie.
Sejarah
2005: Formasi
Killing Me Inside terbentuk pada 18 Juni 2005 oleh Josaphat (gitaris), Onad (basis), Rendy (penabuh drum) & Raka (gitaris). [1] Setelah berkelana menelusuri vokalis, akhirnya Sansan bergabung pada Desember 2005. Setelah mereka menguasai panggung gig, mereka menelurkan tiga lagu demo, antara lain A Letter Of Memories , Suicide Phenomena , dan The Tormented . Kemudian, lagu tersebut direkam ulang dan menjadi bagian dari album perdana mereka, A Fresh Start For Something New .
2008: A Fresh Start for Something New
Pada tahun 2008, Killing Me Inside berencana untuk merilis sebuah album . Namun di tengah perjalanan, Raka keluar dari band pada 18 Mei 2008. Raka mengumumkan kepergiannya melalui situs Myspace :
Dear friends of Killing Me Inside…
Pertama-tama gue ingin ngucapin makasih banyak sama elo semua yang udah ngesupport kita. Gue mewakili pihak Killing Me Inside, merasa beruntung banget bisa ngebangun dan memajukan band impian gue sampe kayak gini. Ini semua tentunya juga karena hasil kerja keras kita dan dukungan dari elo semua. Tapi, gue pada kali ini mau ngejelasin kalo gue harus mengundurkan diri dari band ini karena adanya bentrok antara 2 band yaitu Killing Me Inside dan Vierra. Kedua band ini akan menjalankan kontrak dimana suatu pihak tidak membolehkan playernya untuk mempunyai lebih dari 1 band. Saat ini gue berada di posisi yang bagi gue hasil akhirnya sama skali bukan apa yang gua inginkan, dimana gue diharuskan untuk memilih Vierra yang disebabkan oleh "suatu faktor keluarga" yang sama sekali gak bisa gue tolak. Dan pada hari ini gue resmi mengundurkan diri dari Killing Me Inside. Makasih banget buat elo semua yang udah support kita, dan buat Killing Me Inside, maaf banget, lo semua tau ini sama sekali bukan kemauan gua. Makasih banyak, sukses buat kalian, gue bangga bisa maen ama elo semua…dan please inget kata2 gua "gue hanya putus hubungan kerja ama elo semua,, bukan hubungan sebagai teman".
Sekali lagi makasih, lo semua udah ngertiin posisi gua, dan gue pun juga menerima keputusan elo semua yang tadi, thx…
Raka mengabarkan tentang keputusannya untuk keluar karena saat itu dia tergabung juga dengan Vierra yang pada akhirnya membawa Raka ke titik di mana dia harus memilih salah satu.
Karena saat itu kedua band ini terikat dengan label berbeda,di mana salah satu label tidak memperbolehkan playernya terikat dengan label lain.
Setelah melewati beberapa pertimbangan,dengan berat hati Raka memilih untuk melepas Killing Me Inside dan lebih berfokus berkarir sebagai bagian dari Vierra.
Faktor Keluarga dan teman menjadi alasan utama kenapa akhirnya Raka harus memilih bersama Vierra.
Walaupun sudah berpisah, Raka juga berpesan bahwa dia hanya memutus hubungan dalam urusan pekerjaan seorang musisi dan anggota band, bukan memutus hubungan dalam tali persahabatan antar personil maupun dengan fans.
Selepas keluarnya Raka, Akhirnya mereka bertahan dengan sisa 4 Personil saat itu.
Di antaranya Sansan (Vokalis), Josaphat (gitaris), Onad (basis) & Rendy (penabuh drum)
Posisi Raka digantikan Dochi Sadega sebagai additional Gitar.
Akhirnya debut album mereka berjudul A Fresh Start for Something New dirilis pada awal Desember 2008 di bawah kendali Label Indie . Lagu "Torment" yang menjadi single langsung membuat nama Killing Me Inside terkenal di dunia musik indie Indonesia. Kilms juga melakukan debut launching albumnya di 2 Negara yaitu Indonesia & Malaysia .
2010: Self-titled
Setelah sebelumnya sempat bertahan dengan 4 Personil,lagi-lagi Killms harus kehilangan 2 personilnya pada akhir Januari 2009 , Sansan dan Rendy keluar dari Killing Me Inside. Sansan keluar dengan alasan untuk lebih fokus pada band Pee Wee Gaskins , sedangkan Rendy keluar dengan alasan untuk lebih fokus pada kuliah demi pertimbangan masa depan. [ 1 ] Meskipun begitu, Onad dan Josaphat tidak membubarkan Killms. Pada Februari 2009, melalui blog MySpace mereka, Killms mengumumkan formasi baru mereka yang terdiri atas Onadio (vokal), Josaphat (gitar), Davi (drum), dan Agung (bass). [ 2 ] Killing Me Inside telah mengeluarkan single " Moving On "
Pada Oktober 2009, Agung keluar dengan alasan ketidakcocokan. Pada Desember 2009, Rudye bergabung bersama Killing Me Inside sebagai additional bass menggantikan posisi Agung. Merasa tidak cocok, Rudye beralih sebagai kibor dan posisi bass diisi oleh Angga. Lagu " Tanpa Dirimu " menjadi Soundtrack Film Air Terjun Pengantin tahun 2010 .
Pada Agustus 2010, Killing Me Inside merilis album self-titled mereka melalui Royal Prima Musikindo dan Crooz Records. Album ini merupakan album pertama mereka sejak formasi mereka berubah dan album pertama mereka di RPM.
Lima dari sepuluh track pada album ini merupakan lagu-lagu yang direkam ulang dari album pertama mereka. Di album ini juga terdapat 3 lagu baru yang menggunakan lirik bahasa Indonesia dan digarap tanpa adanya vokal scream. Di antara ketiga lagu tersebut, salah satunya adalah lagu "Biarlah" yang menjadi single pertama mereka. Lagu "Biarlah" diterima secara positif oleh masyarakat umum. Tetapi respons sebaliknya ditunjukkan oleh fans awal mereka. Fans-fans awal mereka justru kecewa dengan perubahan genre yang drastis dari Killing Me Inside.
Album kedua Killing Me Inside ini berhasil menembus angka penjualan 50.000 copy dan meraih penghargaan Platinum dari Royal Prima Musikindo. [ 3 ] Killms juga berhasil menyabet 2 Penghargaan dari Indigo Digital Music Awards 2010 sebagai The Best Indie Music dan The Best New Artist. Dalam rangka penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2011, Killms hanya masuk nominasi di kategori Pendatang baru dan Self-Titled "Killing Me Inside" sebagai Album Rock terbaik.
2012: One Reason
Di akhir tahun 2011, Killing Me Inside berencana ingin merilis album kembali. Namun pada tanggal 18 September 2011, Davi Frisya memutuskan untuk mengundurkan diri dari Killing Me Inside. Davi mengumumkan pengunduran dirinya melalui akun twitternya:
Dengan ini saya menyatakan kalo saya bukan lg Drummer dr Killing Me Inside. Terima kasih teman2 yg sdh mendukung saya selama ini :)
Dan tak lama kemudian Killing Me Inside pun baru-baru ini mengumumkan formasi terbarunya, dan Rudye pun telah berubah menjadi anggota tetap Killing Me Inside ditambah Putra yang bergabung dengan Killing Me Inside sebagai additional drum untuk menggantikan Davi di posisi drummer. Killms mulai memasuki dapur rekaman untuk pembuatan album ketiga. Single dari album ketiga telah dirilis akhir Desember 2011 yang berjudul "Melangkah". Dan inilah formasi Saat ini dari Killms yang terdiri atas Onadio (vokal), Josaphat (gitar), Rudye (kibor), Angga ( additional bass ), Putra ( additional drum ). Killms akhirnya berhasil meraih penghargaan dalam acara Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2012 sebagai kategori karya produksi Rythm & Blues Terbaik untuk lagu "Biarlah" Featuring Gading Marten .
Killing Me Inside telah menyelesaikan proyek albumnya yang ke-3 pada akhir bulan Mei. Album " One Reason " dirilis/dipasarkan pada bulan September. Killing Me Inside telah mengeluarkan 2 single pada album ini yaitu "Melangkah" dan "Menyesal". Di album ini terdapat 3 lagu yang menggunakan scream untuk menunjukkan kalau Killms masih tetap konsisten dengan Genre awal mereka.
Untuk lagu "Never Go Back" lebih cenderung terdengar lebih keras dibandingkan dengan lagu Killing Me Inside sebelumnya.
Lagu "For One Last Time" adalah bagian ke-2 dari lagu "Torment" dan lagu ini terdengar lebih simpel. Di awal lagu "For One Last Time" juga ada lyric yang menggunakan Lyric di bagian ending lagu "Torment" yang diisi oleh sebagai backing vocal.
2014: Rebirth: A New Beginning
Killing Me Inside menjanjikan bahwa mereka akan merilis Extended Play pada pertengahan 2014, Setelah lama berkutat dengan jadwal panggung mereka yang cukup padat, akhirnya Killing Me Inside kembali masuk studio, dalam rangka proses recording album mereka selanjutnya.
Killing Me Inside menyiapkan materi dalam pengerjaan Extended Play , Kembali ke jalur indie memang sebuah keputusan berani yang diambil oleh Onadio (Vocal), Josaphat (Gitar), dan Rudy (Keyboard). Killing Me Inside memang band yang berawal dari jalur Indie, sebelum akhirnya mereka dikenal pendengar yang lebih luas dan sering tampil di televisi. tetapi karena kesalahan yang dilakukan oleh Onadio terhadap tanggung jawabnya dalam proses rekaman dan pembuatan materi sehingga membuat proses perekaman lagu menjadi terhambat.
Jatuh bangun berjuang untuk band yang sudah dia bentuk sejak masih bersekolah dibangku SMA hingga harus memilih meninggalkan Kuliah agar bisa fokus memperjuangkan masa depan Killing Me Inside dan semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Membuat Onadio terkena Starsyndrome ketika band yang dia besarkan mati-matian ini sudah berada di titik suksesnya,mulai dari merasa menjadi yang paling penting,paling disukai oleh banyak orang ,telat datang ke event saat manggung, pernah tidak datang saat ada jadwal manggung hingga seringnya tidak ikut latihan.
Terlebih rencana perilisan Extended Play yang harus dibatalkan karena kurangnya tanggung jawab dari Onadio dalam proses recording dan pembuatan materi lagu.
Onadio merasa telah jenuh dengan genre musik yang selama ini mereka bawakan, seakan sudah terlalu bosan dengan musik rock keras yang telah membesarkan namanya, Onadio juga menyatakan bahwa ia ingin mengeksplorasi genre EDM (Electronic Dance Music).
Onadio ingin mengubah genre musik Killing Me Inside agar lebih banyak memasukkan unsur-unsur elektronika.
Karena pada tahun-tahun ini memang sedang ramai-ramai muncul DJ baru dan bangkitnya EDM sebagai musik yang populer dikalangan anak muda.
Diketahui juga bahwa saat itu Onadio memang sedang cukup banyak mempelajari dan mengeskplore EDM (Electro Dance Music), terlebih lagi kondisi kesehatan vokalnya yang sudah tidak lagi kuat untuk bernyanyi menggunakan teknik unclean vocal seperti scream atau growl.
Namun ternyata Joshapat tidak setuju dengan gagasan Onadio tentang rencananya untuk mengubah genre Killms agar tidak lagi terlalu Emo seperti dulu.
Onadio ingin band ini berubah genre untuk memainkan musik rock dengan perpaduan musik eletronik.
Dengan pertimbangan saat itu kondisi vokal Onadio sudah tidak lagi prima untuk membawakan lagu-lagu emo/screamo, dan target pasar saat itu memang sedang hype.
Namun Joshapat merasa bahwa mereka tetap harus mempertahankan musik emo yang sudah membesarkan nama mereka selama ini.
Disini Joshapat tidak bisa langsung memberi jawaban atau tanggapan apapun perihal gagasan Onadio ini.
Sedangkan Onadio sendiri masih belum menyerah,dia tetap berusaha meyakinkan Joshapat untuk memberikannya kesempatan sekali lagi membangun Killing Me Inside dengan nuansa yang baru.
Banyaknya kesalahan yang sebelumnya sudah pernah dilakukan Onadio dan membuat Killing Me Inside sempat menjadi berantakan mulai dari urusan manggung hingga deadline perilisan Extended Play yang harus dibatalkan membuat Joshpat merasa bahwa Onadio lebih baik mundur dari band.
Perbedaan pendapat mulai dari genre ke depannya akan berubah atau tetap Emo seperti sejak awal,hingga masalah keterlibatan personil yang sudah tidak harmonis membuat sedikit demi sedikit timbul perselisihan di antara kedua pendiri band ini.
Pada akhirnya Joshapat tidak bisa menjawab keputusan apa yang akan dia ambil, dia hanya bisa menjanjikan akan berunding terlebih dahulu dengan pihak-pihak yang terkait mulai dari label, manager, personil lainnya hingga crew.
Joshapat akhirnya mencoba merundingkan hal ini dengan pihak label Royal Prima Musikindo yang saat itu menaungi band mereka, begitu juga dengan pihak lainnya seperti manager, hingga para personil dan crew secara keseluruhan.
Mereka membahas tentang keinginan Onad untuk mengubah genre Band ini. Dengan memasukan unsur musik elektronika, musik rock yang tak lagi menggunakan scream dan perihal keteledoran Onad dalam memegang tanggung jawabnya sebagai vokalis, yang selama ini sudah banyak mengganggu perkembangan band.
Dan akhirnya berujung pada keputusan untuk berpisah dengan Onadio.
Hal ini tentu membawa perubahan besar dalam Formasi Killing Me Inside.
Dengan berpisahnya Onadio dari band yang sudah dia besarkan sejak masih SMA,tentu mengindikasikan adanya konflik antara dia dengan Joshapat.
Bahkan dalam beberapa wawancara dengan sebuah majalah, Onadio sering mengatakan bahwa salah satu alasan kenapa dia keluar dari Killms dikarenakan adanya konflik dengan Joshapat selaku sama-sama pendiri band ini.
Onadio mengungkapkan bahwa selama ini memang Joshapat sudah berencana untuk mengeluarkan dia, hanya saja alasan yang digunakan terlalu berbelit-belit dan berputar-putar tanpa ada kejelasan apa yang sebenarnya Joshapat inginkan.
Onadio sudah berusaha agar dia diberi kesempatan namun Joshapat tidak bisa memberikan kesempatan tersebut dan tidak memberi kejelasan.
Mengacu kepada pernyataan Onadio tersebut, ada spekulasi muncul bahwa mungkin konflik tersebut disebabkan karena Josaphat ingin mempertahankan konsistensi musik Killing Me Inside, sedangkan Onadio ingin mecoba mengubah Genre dari Band tersebut berujung perseteruan keduanya Onadio sempat ingin melakukan voting dan dianggap telah berperilaku buruk dan menyebarkan pengaruh tidak baik kepada personel lainnya lantaran dirinya kurang disiplin sering Mabuk dan telat datang untuk latihan hasilnya membuat ia dikeluarkan dari Killing Me Inside.
Onadio mengumumkan kepergiannya melalui akun twitternya:
R.I.P Hari ini saya resmi mundur dari band yang saya bentuk selama 7 tahun Good Luck Killing Me Inside!!!! Gw resmi mundur dari Killing Me Inside yang gw bentuk dari gw SMA dan cukup membuat hidup gw living like a Rockstar selama bertahun-tahun dibilang sedih gw gak terlalu sedih juga kok karena emang ternyata salah satu dari mereka ternyata memang bukan temen gw! Well Good Luck
Dia juga sempat berpesan bahwa selepas keluar dari band, Killing Me Inside sudah seharus berganti nama.
Namun Joshapat tidak menanggapi respon tersebut dengan berbagai alasan.
Yang akhirnya membuat Onadio menjadi merasa kecewa serta sangat sakit hati dan akhirnya ia pergi dengan membawa berbagai rasa kesal yang membuat kondisi tersebut semakin memperparah konflik antara dirinya dan Joshapat.
Karena kekosongan posisi vokalis band Killing Me Inside, maka untuk sementara Rudye yang akan menjadi vokalis Killing Me Inside untuk kepentingan show-show. Rudye sempat ingin ditawari untuk menjadi vokalis utama oleh Josaphat namun merasa tidak siap, Rudye malah mengajak sahabat lamanya di band yang dia bentuk bersama mendiang Radityan Akbar bernama Revara.
Yang membuat semua menjadi beda adalah kenyataan bahwa personil baru ini seorang wanita.
Keputusan kenapa memilih wanita karena memang dari label sendiri menyarankan bila ingin memulai yang baru maka cari yang beda sekalian.
Joshapat selaku pendiri band ini sekaligus leadernya merasa setuju dengan ide tersebut,begitu juga para personil lainnya. Sampai akhirnya mereka memilih Vira Razak terpilih sebagai vokalis baru Killing Me Inside untuk menggantikan posisi Onadio.
Vokalis cantik bernama asli Savira Salsabila Razak ini merupakan mantan finalis dari Ajang Pencarian Bakat Mamamia tahun 2007.
Dua pemain additional mereka, Angga dan Putra ditarik secara resmi mengisi posisi bass dan drum.
Dengan bergantinya vokalis Killing Me Inside dari Onadio Leonardo menjadi Vira Razak tentu turut mengubah formasi personil Killing Me Inside menjadi berbeda lagi. terdiri atas Vira (vokal), Josaphat (gitar), Rudye (kibor), Angga (bass), Putra (Drum).
Bersama Vira Razak juga akhirnya mereka bisa menyelesaikan album ke 4 bertajuk Rebirth: A New Beginning yang dirilis oleh Royal Prima Musikindo, di dalam album ini berisi 10 lagu, di mana 2 di antaranya merupakan rearansemen dari lagu lama mereka yaitu Let It Go dan Biarlah.
Namun ternyata album baru ini mendapat beberapa kritikan seperti Young Blood yang kental nuansa elektroniknya sementara saat itu ide Onadio untuk memadukan musik rock dan elektro ditolak mentah-mentah.
Lalu Intro lagu Leaving yang sama persis dengan lagu It's Never End milik Bring Me The Horizon .
Lagu Kau dan Aku Berbeda yang merupakan lanjutan dari lagu Biarlah juga mendapat kritikan dari segi drum,di mana dalam recording tersebut mereka menggunakan midi drum.
Bukan hanya itu, settingan midi drumnya juga terasa terlalu datar.
Sehingga bagi sebagian pihak mereka tidak serius dalam proses pembuatan lagu tersebut.
Walau seperti itu, mereka tetap memberikan sebuah kejutan.
Yaitu lagu Fake yang mereka buat dengan kosep Duet.
Dan tidak main-main,yang menjadi lawan duet Vira dalam lagu ini adalah Sansan sendiri yang merupakan vokalis pertama Killing Me Inside.
Tentu ini juga sedikit mengobati rasa rindu para penggemar yang sering berharap suatu saat Sansan akan bisa manggung dan berkarya lagi bersama Killing Me Inside.
2017: Killing Me Inside x Aiu Ratna EP
Vira memutuskan untuk vakum dan menikah pada Februari 2017.
Dan pada akhirnya posisi Vira digantikan oleh Ayu Ratna untuk sementara.
Namun hadirnya AIU bukanlah sebagai vokalis tetap melainkan hanya sebagai sebuah Project Duet Killing Me Inside ft AIU.
Karakter vokal yang sudah tidak diragukan lagi dan jam terbang yang sudah cukup tinggi menjadikan kualitas suara Ayu sangat cocok untuk musik rok khususnya yang selama ini dibawakan oleh Killing Me Inside.
Bersama Ayu mereka berhasil mengeluarkan sebuah single yang memiliki warna musik cukup berbeda dan terasa lebih berkembang dari yang sebelumnya, lagu itu berjudul Fractured.
Fractured menjadi lagu pertama yang mereka rilis setelah jalannya projek duet bersama Ayu Ratna ,disini sangat terasa kental nuansa khas Rok Jepang mulai dari komposisi lagu hingga visual yang ditampilkan dalam video klip.
Wajar saja, karena setelah terlepas dari Garasi . Ayu sempat melebarkan sayapnya dengan bergabung sebagai vokalis dari band Rok Jepang .
2018: Remnants
Vira akhirnya memilih untuk keluar dari Killing Me Inside pada awal tahun 2018 , Setelah vakum dan resmi menikah pada 5 Februari 2017 dengan Hervanda Akbar.
Namun bukan hanya itu saja, faktor sudah tidak adanya lagi kecocokan antara Vira dengan band juga yang turut mendorong keputusannya untuk meninggalkan band.
dan jadilah formasi mereka kembali berubah.
Killing Me Inside merilis single baru lagi berjudul Remnants.
Ini bukan hanya menjadi lagu terakhir yang direcord bersama Angga Tetsuya tapi juga lagu terakhir Ayu bersama Killing Me Inside.
Karena pada saat Ayu bergabung memang dia sudah dekat dengan masa-masa pernikahannya dengan Joshapat.
Dan setelah mereka menikah, sementara Killing Me Inside belum menemukan vokalis akhirnya Ayu masih meneruskan menjalani perannya sebagai vokalis.
Hingga setelah beberapa bulan pernikahan dia harus keluar karena mulainya muncul tanda-tanda kehamilan.
Dan posisi Ayu sebagai vokalis kelak akan digantikan oleh Joe Tirta.
Tak berselang terlalu lama, setelah sebelumnya kehilangan sang vokalis yaitu Vira Razak,kurang lebih hampir setahun setelah itu atau tepatnya di bulan maret 2018 mereka lagi-lagi harus kehilangan salah satu personilnya.
Angga Tetsuya selaku Bassis dari Killing Me Inside memutuskan untuk hengkang dari band ini, tidak ada klarifikasi atau info yang pasti tentang alasan yang jelas tentang apa yang menyebabkan dia harus keluar.
Namun sejauh ini diketahui bahwa Angga Tetsuya sedang belajar menjadi seorang Professional Tatto Artist, selain hobby skateboard. Angga memang dikenal cukup menyukai seni tato.
Bukan hanya itu saja, di tahun 2019. Angga juga sudah mulai ngeband lagi. Dia membentuk sebuah band Emo bersama dua sahabat lamanya di Sunrise dulu yaitu Adri Dwitomo dan Chandra Erin.
Cryhearts Band menjadi langkah awal dirinya mulai memasuki Industri musik kembali setelah sebelumnya hampir tidak ada kabar apakah akan kembali bermusik atau tidak,bukan hanya itu saja.
Angga Tetsuya juga menjadi Additional Bass dari Revara yang sedang mengadakan Tour bareng Rocket Rockers dan Lyon.
Sedangkan untuk Bassist Killing Me Inside sendiri diisi oleh Machdis Arie dari band Sunrise.
2019: Burn
Hampir selama 1 Tahun bersama Ayu Ratna, pada akhirnya Ayu tidak bisa meneruskan projek duetnya bersama dengan Killing Me Inside. Dan pada akhirnya posisi vokalis lagi-lagi harus digantikan oleh Joe Tirta yang sebelumnya merupakan mantan vokalis dari band Saint Loco .
Bukan hanya itu saja, ternyata Rudye juga keluar dari band. Selera yang sudah tidak terlalu interest dengan Musik Keras, kondisi vokal yang sudah tidak terlalu prima untuk scream dan growl, merasa bosan dengan hiruk pikuk manggung, ditambah kesibukannya dalam mengurus bisnis keluarga tentang beras organik.
Menjadikan itu semua semakin membulatkan tekad Rudye untuk keluar dari Killing Me Inside.
Dan setelah itu akhirnya Killing Me Inside bertahan dengan 4 Personil, bersama Joe Tirta mereka mencoba untuk menghadirkan nuansa baru dengan membuat lagu yang lebih Rok dan dewasa.
Selepas keluarnya Ayu Ratna, Posisi vokal akhirnya digantikan oleh Joe Tirta yang merupakan mantan vokalis dari band Saint Loco.
Selain itu Machdis Arie dari Sunrise juga sudah resmi menjadi Additional Bassist menggantikan posisi Angga Tetsuya.
Masuknya Joe Tirta membawa banyak perubahan dari segi musikalitas band ini,suara yang garang dan lebih berat dan harus merubah tuning yang biasa mereka sering gunakan.
Alhasil ini menjadikan musik terasa lebih berat, Joshapat disini bahkan harus meracik gitarnya agar bisa memainkan drop yang sesuai dengan karakter vokal dari suara Joe Tirta.
Namun lagi-lagi Killing Me Inside harus menerima kenyataan bahwa mereka harus kehilangan Rudye dengan berbagai alasan yang menuntunnya pada keputusan untuk hengkang dari band.
Burn, begitulah judul single yang dirilis bersama Joe Tirta. Melalui lagu ini mereka seakan menunjukan pertumbuhan dalam bermusik yang semakin menuju kearah lebih dewasa.
Disini musik yang dibawakan oleh Killing Me Inside sangat terasa berbeda, sudah layaknya musik hard rock mainstream.
Banyak tanggapan positif dari musisi rock dan metal kawakan yang menganggap bahwa lagu Burn terasa lebih laki-laki daripada lagu mereka yang lama.
Joshapat sendiri mengakui bahwa dirinya ingin mengeksplore musik rock lebih jauh lagi bersama Joe Tirta yang memang sudah memiliki jam terbang tinggi, dan kedepannya mereka berencana menghadirkan musik yang lebih garang dan dewasa.
Seakan benar-benar ingin menghilangkan kesan sebagai Band Emo yang selama ini sudah melekat erat dengan nama Killing Me Inside.
2019: Numb
Sempat berkata bahwa mereka ingin menghadirkan konsep musik yang lebih laki dan dewasa bersama Joe Tirta, tiba-tiba saja kabar mengejutkan hadir dari band ini.
Lagi-lagi mereka harus berganti vokalis dikarenakan keluarnya Joe Tirta dari Killing Me Inside.
Tidak ada alasan yang jelas tentang penyebab keluarnya Joe, Namun banyak yang menduga bahwa lagi-lagi ada konflik yang kurang baik terjadi di dalam tubuh band ini.
Karena mereka baru saja menyelesaikan single Burn, dan cukup semangat untuk menghadirkan musik yang lebih dewasa seperti Burn.
Tiba-tiba saja Joe harus keluar dan tampaknya Killing Me Inside memang sudah dari awal menyiapkan penggantinya.
Tentu banyak pertanyaan yang muncul dari para fans Killing Me Inside tentang alasan yang membuat Joe Tirta harus berpisah dengan band ini, pasalnya mereka sedang semangat-semangatnya membahas tentang lagu Burn yang dianggap sangat laki dan berencana untuk menghadirkan nuansa yang sama di lagu-lagu selanjutnya.
#FanTheory yang mengatakan bahwa mungkin Joshapat selaku Founder merasa terganggu dengan hadirnya Killing Me Reunion.
Sehingga dia bermanuver untuk kembali menghadirkan nuansa emo/post-hardcore di lagu mereka.
Namun karena karakter vokal Joe Tirta dirasa kurang pas akhirnya mereka mencoba untuk mencari pengganti.
Sejak keluarnya Onadio, Killing Me Inside memang sering mendapat komentar bahwa mereka harusnya ganti nama.
Karena bagaimanapun juga Onadio merupakan orang yang pertama kali "mencetuskan" nama tersebut.
Selain itu,berkali-kali ganti personil dan musik yang tidak lagi memiliki ciri khas Emo membuat fans semakin lama merasa jenuh.
Karena Killing Me Inside yang mereka sukai sudah benar-benar mati.
Personil Asli hanya tersisa Joshapat, namun karisma yang dimiliki Joshapat sendiri terasa kurang dibanding mantan personil lainnya.
Berbagai rombakan dalam lagu-lagu mereka membuat fans tidak lagi merasakan musik khas Killing Me Inside.
Ditambah lagi munculnya video wawancara dari para mantan personil band ini yang semakin mengungkap alasan sebenarnya mereka keluar,dari situlah mulai semakin banyak yang menyerukan untuk Killing Me Inside berganti nama.
Killing Me Inside cukup akrab dengan akronim KILLMS, dimana singkatan kata ini pertama kali digunakan oleh Rendy di setup Drumnya.
Namun belakangan setelah keluarnya Vira, Pihak Official band ini baik personil maupun lainnya sering menggunakan nama KILMS untuk akronim dari Killing Me Inside.
Mungkin bagi orang awam terlihat biasa saja,namun bagi fans berat band ini menyadari bahwa dua hal tersebut merupakan singkatan yang berbeda.
Karena sebelumnya menggunakan KILLMS dengan dua huruf L ,kini hanya menggunakan satu huruf L dan menjadi KILMS.
Setelah hengkangnya Joe Tirta dari band ini, KILMS yang pada awalnya hanya digunakan sebagai singkatan. Kini justru sudah resmi menjadi nama baru
Akhirnya Joshapat mengambil keputusan untuk mengganti nama band, Walaupun beberapa orang masih saja menyayangkan karena di nama yang baru ini masih tetap saja ada unsur Killing Me Inside.
Bukan hanya berganti nama, KILMS juga sudah memiliki vokalis baru dan sedang dalam masa pembuatan video clip untuk single baru mereka.
Sebuah kejutan bagi para pecinta musik khususnya scene Post-Hardcore, ternyata sosok yang akan menjadi vokalis baru dari Kilms ada Faizal Permana alias Ical dari Slapitout. Berbagai tanggapan positif dan negatif pun datang.
Banyak pihak yang merasa senang dengan hadirnya Ical di band ini yang artinya KIlms akan memainkan musik Post-Hardcore/Emo lagi.
Dan kualitas vokal yang dimiliki Ical juga tidak bisa diragukan lagi.
Dia mempunyai karakter vokal yang unik dan cathcy, ini terbukti dari lagu baru Kilms bersama Ical yang berjudul Numb.
Banyak komentar positif yang mengatakan bahwa vokal Ical sangat cocok untuk musik baru Kilms,dan lagu ini benar-benar membawa nuansa yang sangat fresh.
Namun komentar negatif tetap saja hadir,banyak yang menganggap lagu ini mirip dengan lagu BMTH di album AMO.
Selain itu Ical mendapat kritikan tentang keputusannya keluar dari Slapitout.
Joshapat juga dianggap sebagai aktor yang mendalangi keluarnya Ical dari Slapitout, Pasalnya saat ini Slapitout sedang dalam proses menyiapkan pembuatan album baru. [ 4 ]
2019: Hard Feelings
Setelah sebelumnya merombak format dan nama, KILMS langsung tancap gas membuat karya. Dengan vokalis baru, mereka hadirkan musik yang lebih cadas dengan merilis singel pertama bertajuk “Numb“ yang membuat pendengar musik langsung bereaksi.
Respon yang didapat berbeda-beda. Ada yang positif dan memberikan dukungan. Namun tak jarang yang mencibir lantaran lagu tersebut dianggap plagiat lantaran intro dan notasinya terdengar seperti lagu berjudul Enough dari Normandie.
Dan sebagai bentuk jawaban dari semua respon yang masuk, band yang terdiri Josafat Klemens (gitar), Faizal Permana (vokal), Machdis Arie (bass), dan Gama Gifari (drum) tersebut merilis single keduanya yang berjudul Hard Feelings .
Melalui lagu kedua ini, KILMS berusaha membakar semangat para pendengar yang masih percaya dan selalu mendukung mereka sampai saat ini. Sehingga mereka berani move on dan mencoba sesuatu yang baru yang belum pernah coba sebelumnya.
Singel menceritakan tentang seseorang yang memiliki aura negatif dan berbagai insecurity di dalam dirinya sendiri. Semua perasaan itu akan membuat semua orang terpuruk, dibayang-bayangi oleh rasa takut dan tidak memiliki rasa percaya diri dalam menjalani hidup. Padahal semua orang harus mengambil langkah untuk melawan semua hal itu dengan gagah berani. Karena semua perasaan itu sebenarnya tidaklah nyata. Hal itulah yang ingin ditunjukkan oleh para personil KILMS yang rajin diocehin para ‘haters’ di luar sana.
2020: Karma
KILMS kembali mengobati kerinduan fans dengan meluncurkan single ketiga yang berjudul Karma.
Jika pada dua single sebelumnya lagu diluncurkan dalam bahasa Inggris, KILMS kini memperkenalkan lagu berbahasa Indonesia.
Setelah sukses dengan single sebelumnya yang berjudul Numb dan Hard Feelings, dengan bendera dan personel baru KILMS, Ical (Vokal), Josaphat Klemens (Gitar), Machdis Arie (Bass), dan Gama Gifari (Drum), single ketiga mereka berjudul Karma pun tak kalah asyik.
2020: Overdose
Pandemi Covid-19 membuat kegiatan panggung musik berhenti.Para personel KILMS pun berpencar pulang ke kampung halaman masing-masing.
Ical (Vocal), Gama Gifari (Drum) di Palangkaraya , Machdis Arie (Bass) di Bontang , Kalimantan , dan Josaphat Klemens di Jakarta .
Namun, jarak yang memisahkan tidak menghentikan KILMS untuk terus berkarya. Dari kota masing-masing, secara online, KILMS garap single keempatnya berjudul Overdose.
Lirik pada lagu ini dibuat oleh Ical dan keseluruhan aransemen musiknya dibuat oleh Gama yang kemudian dilengkapi oleh Arie dan Josaphat.
Bukan hanya lagu, video klip Overdose juga dilakukan secara terpisah lokasi.
Gama memberikan ide dan referensi untuk pembuatan video menggunakan green screen.
Pengambilan gambar dilakukan secara mandiri, semua data pengambilan video dikirim dan di-edit seluruhnya oleh Gama.
KILMS juga mendapat bantuan untuk visual 3D art di beberapa frame oleh Amilio Garcia.
Anggota band
Anggota tetap
- Josaphat Klemens — gitaris , vokalis latar (2005–sekarang)
- Chandra Erin — gitaris , vokalis latar , screaming , bassis , drummer (2023-sekarang)
- Melody Alcassia — vokalis (2025-sekarang)
Anggota tambahan
- Rudye Nugraha Putra — keyboardis , penyintesis , pemrogram-looping, vokalis latar (2009-2019), (2024-sekarang)
Proyek Kolaborasi
- Aiu Ratna — vokalis (2017-sekarang)
- Joe Tirta — vokalis (2019)
- Ahmad Abdul — vokalis (2023)
- Jewel Xu — vokalis (2024)
Mantan anggota
- Raka Cyril Damar — gitaris (2005-2008)
- Muhammad Fauzan — vokalis , screaming (2005-2009)
- Rendy Pradipta — drummer (2005-2009)
- Anak Agung Gde — bassis , vokalis latar , screaming (2009)
- Davi Frisya — drummer (2009-2011)
- Onadio Leonardo — vokalis (2009-2014), bassis , vokalis latar , screaming (2005-2009)
- Putra Pra Ramadhan — drummer (2011-2016)
- Savira Razak – vokalis (2014-2018)
- Erlangga Wibisana– bassis , screaming (2010-2018)
- Faizal Permana – vokalis (2019-2023)
- Gama Gifari — drummer (2016-2025)
- Machdis Arie — bassis (2018-2025)
Mantan anggota tambahan
- Dochi Sadega — gitaris (2006-2007)
Nominasi dan penghargaan
Tahun | Penghargaan | Kategori | Nomine | Hasil | Rujukan |
---|---|---|---|---|---|
2010 | Indigo Digital Music Awards | The Best Indie Music & The Best New Artist | Killing Me Inside | Menang | |
2012 | Anugerah Musik Indonesia | Karya Produksi Rhytmn & Blues | "Biarlah" | Menang | |
2023 | Hammersonic Awards | Best Rock Performance | KILMS | Nominasi | [ 5 ] |
Diskografi
- A Fresh Start for Something New (2008)
- Killing Me Inside (2010)
- One Reason (2012)
- Rebirth: A New Beginning (2014)
- (2017)
- (2018)
- Numb (2019)
- Hard Feelings (2019)
- Karma (2020)
- Overdose (2020)
- Do You See What I See (2021)
- Malfunction (2024)
- Control (2025)
Referensi
- ^ "Killing Me Inside new formation" . MySpace . Diakses tanggal 2010-04-13 .
- ^ "Killing Me Inside new formation" . MySpace . Diakses tanggal 2010-04-13 .
- ^ Majalah Hai edisi 29 Juni 2011
- ^ 24 Juni 2020. Killing Me Inside - Sejarah Hingga KILMS dan Re:Union . Dirga ID
- ^ MK03 (9 Maret 2023). "Inilah Nominasi HAMMERSONIC AWARDS 2023" . Musik Keras . Diarsipkan dari asli tanggal 2023-03-19 . Diakses tanggal 20 Maret 2023 . Pemeliharaan CS1: Nama numerik: authors list ( link )
Pranala luar
- (Profil) Killing Me Inside di MySpace
- Killing Me Inside di Facebook
- Sejarah Killing Me Inside,hingga KILMS dan Reunion
- Killing me inside 2021 Diarsipkan 2021-08-05 di Wayback Machine .