![]()
Logo Gereja Kristus
|
|
Penggolongan | Protestan |
---|---|
Bentuk
pemerintahan |
Presbiterial sinodal |
Pemimpin | Pdt.Taryono, M.Th. |
Wilayah | Indonesia |
Kantor pusat | Jalan Patra Raya No. 1i, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510 |
Didirikan |
1928
Jakarta |
Umat | 14.146 jiwa |
Rohaniwan |
39 pendeta,
23 emeritus, 9 pelayan lain |
Tempat ibadat |
23 jemaat,
15 pos kebaktian |
Situs web resmi |
gerejakristus
|
Gereja Kristus adalah salah satu sinode gereja Kristen Protestan di Indonesia yang beraliran presbiterian . Gereja Kristus memiliki gereja yang tersebar di 5 provinsi di Indonesia. [ 1 ] [ 2 ]
Deskripsi
Gereja Kristus berawal dari misi penginjilan yang dijalankan oleh Methodist Episcopal Church Amerika Serikat ke Batavia pada tahun 1905, melalui pengutusan J.R. Denyes dan B.F. West. Tujuan utama mereka adalah menjajaki penginjilan kepada masyarakat pribumi di Pulau Jawa . Meskipun pelayanan awal dilakukan di tengah komunitas Tionghoa, hal tersebut tidak dimaksudkan sebagai fokus utama, melainkan sebagai batu loncatan untuk menjangkau penduduk pribumi.
Pada tahun 1910, Methodist Mission mengutus Worthington dan Baughman untuk merintis pekerjaan penginjilan di Batavia . Hasil dari pelayanan mereka menjadi cikal bakal terbentuknya jemaat Gereja Kristus pada masa mendatang. Walaupun sejarah resmi Methodist tidak secara eksplisit mencatat bahwa jemaat awal Gereja Kristus merupakan hasil langsung dari pekerjaan misi tersebut, perkembangan dan keberlanjutan Gereja Kristus menunjukkan adanya kesinambungan historis dari kegiatan misi yang dimulai pada awal abad ke-20. [ 1 ] [ 2 ]
Sejarah
Awal persekutuan
Gereja Kristus hadir di Indonesia sebagai hasil atau buah usaha badan pekabaran Injil ( zending ) yang dilakukan oleh Board of Foreign Mission (BFM) dari The Methodist Episcopal Church yang didirikan di Amerika Serikat tahun 1819. [ 1 ] [ 2 ] Pada tahun 1905, BFM melakukan pelayanan khusus kepada orang Tionghoa . Misionaris BFM yang pertama melayani di Jakarta adalah J.R. Denyes. Perjalanan berdirinya Gereja Kristus di Indonesia dimulai dengan sejarah berdirinya jemaat Ketapang (kini di Jalan Zainul Arifin Nomor 9, Jakarta) yang diawali ketika dua orang misionaris dari Methodist Mission , yakni Worthington dan Baughman, merintis diadakannya kumpulan pekabaran Injil (kumpulan atau persekutuan rumah tangga) di rumah Lee Teng Ho di Kampung Muka. Dalam persekutuan itu, yang biasa hadir tetap tidak lebih dari 10 orang.
Dari Kampung Muka, persekutuan rumah tangga itu mengalami beberapa kali perpindahan tempat, sampai menempati sebuah rumah di Jalan Prinsenlaan (kini Jalan Mangga Besar) Nomor 9. Persekutuan ini juga dihadiri oleh Lee Bersaudara, yakni Lee Teng Po, Lee Teng Ho, Lie Kim Tian, dan Lee Teng San. Lee Teng San adalah ayah dari Pdt. Clement Suleeman (Lee Sian Hui) dan kakek dari Pdt. Ferdy Suleeman. Lee Bersaudara beberapa kali membantu pelayanan "jemaat" ini dengan memberi pikiran, tenaga, dan waktu mereka sehingga pelayanan jemaat bergantung pada mereka. Oleh sebab itu, jemaat ini sering disebut sebagai Gereja Lee Bersaudara. Status jemaat ini semula masih berada langsung di bawah Methodist Mission dan diberi nama Gereja Methodist Mission. Pada tahun 1926, status jemaat Methodist Mission ditingkatkan dan diberi nama Gereja Methodist Mangga Besar. Pada saat yang sama, dibentuk pula majelis jemaat yang diketuai oleh Pdt. A.V. Klaus.
Gereja Tionghoa
Sejak awal, para tokoh jemaat Gereja Methodist Mangga Besar telah menyadari pentingnya upaya untuk mempersatukan gereja-gereja Tionghoa yang ada di Jawa. Karena itu, mereka berperan aktif dalam kepanitiaan penyelenggaraan Konferensi Kristen Tionghoa yang diselenggarakan pada tanggal 23–27 November 1926 di Cipaku , Bogor. Dalam konferensi tersebut, diputuskan untuk mendirikan Bond Kristen Tionghoa (BKT), yang juga dikenal dengan nama Tiong Hoa Kie Tok Kauw Tjong Hwee (THKTKTH). Konferensi kedua THKTKTH berlangsung pada tanggal 22–27 Juni 1927 di Cirebon . Pada tanggal 23 Juni 1927, Bond Kristen Tionghoa secara resmi didirikan. Pembentukan organisasi ini dipengaruhi oleh pendirian The National Christian Council in China dan Chung Hua Chi Tun Chiao Hui (CHCTCH) atau The Chinese Church of Christ (CCC) pada tahun 1922. Dalam konferensi tersebut, dua tokoh jemaat Gereja Methodist Mangga Besar, yakni Pouw Peng Hong dan Khoe Lan Seng, terpilih sebagai pengurus, masing-masing sebagai ketua dan sekretaris I.
Dalam perkembangan berikutnya, Board of Foreign Mission (BFM) menarik diri dari Pulau Jawa dengan maksud memusatkan pelayanan misi di wilayah Sumatra . Sebagai konsekuensi dari penarikan ini, jemaat-jemaat Methodist yang berada di Jakarta dan Jawa Barat diserahkan kepada Nederlandsche Zendings Vereeniging (NZV), sedangkan jemaat-jemaat di Jawa Timur diserahkan kepada Nederlandsche Zendings Genootschap (NZG).
Pada tanggal 1 Januari 1928, jemaat Gereja Methodist Mangga Besar memutuskan untuk membentuk gereja mandiri dengan nama " Tiong Hoa Kie Tok Kauw Hwee " (THKTKH) Mangga Besar. Karena belum memiliki pendeta sendiri, dilakukan perjanjian dengan pihak Nederlandsche Zendings Vereeniging (NZV) untuk membantu dalam pelayanan sakramen dan pastoral. Pdt. F.W. Hoppe ditunjuk sebagai pemimpin rohani dan penasihat, sedangkan Pouw Peng Hong diangkat sebagai gembala jemaat yang tidak ditahbiskan. Pada 11 Januari, Rapat Majelis THKTKH Mangga Besar pertama mengadakan serah terima dari wakil Methodist Mission , Pdt. Bower, kepada pihak THKTKH Mangga Besar. Usaha mempersatukan gereja-gereja Tionghoa di Jawa terus dilakukan melalui Bond Kristen Tionghoa (BKT) atau THKTKTH. Namun, setelah Konferensi ketiga pada 31 Agustus–2 September 1928 di Indramayu, badan ini tidak lagi aktif meskipun secara resmi bertahan hingga tahun 1934.
Pada 13–15 Juli 1934, diselenggarakan Konferensi Pembentukan Chung Hua Chi Tun Chiao Hui (CHCTCH) di Cirebon untuk melanjutkan rencana BKT. Konferensi ini menyetujui pendirian CHCTCH di Indonesia, meskipun terjadi perbedaan pandangan antara kelompok yang berorientasi ke Tiongkok dan cenderung anti-zending (wakil jemaat berlatar belakang Methodist) dengan kelompok dari latar belakang Hervormd dan Gereformeerd , yang tidak sejalan dengan pandangan tersebut. Pada 14 Juli, Pdt. A.J. Bliek dari NZV mengakhiri pelayanannya dan digantikan oleh Pdt. Bergstede. Namun, karena ketidaksesuaian dengan majelis jemaat, hubungan dengan NZV tidak dilanjutkan. Pada 3 Agustus 1935, jemaat Mangga Besar menyetujui penggabungan dengan jemaat Tanah Abang. Gabungan ini berlangsung hingga tahun 1948, dengan Khoe Lan Seng sebagai ketua majelis dan Oen Teck Chew sebagai sekretaris. Pada Desember 1935, warga Kristen di Bogor menyatakan keinginan membuka cabang THKTKH. Komite THKTKH Bogor dibentuk pada 12 Desember, diketuai oleh Lee Teng San, dan diresmikan pada 27 Desember.
Konferensi kedua CHCTCH diselenggarakan pada 31 Mei–1 Juni 1936 di Bandung. Di sinilah CHCTCH secara resmi dibentuk di Indonesia, dan Oen Teck Chew dari jemaat Mangga Besar terpilih sebagai penulis. Konferensi ketiga CHCTCH berlangsung pada 26–28 Maret 1937 di Purworejo dan mendorong pembentukan Khoe Hwee (klasis) untuk jemaat-jemaat di Jawa Barat. Namun, setelah konferensi ini, kegiatan CHCTCH tidak berlanjut. Pada 12 November 1938, terbentuk Tiong Hoa Kie Tok Kauw Hwee–Khoe Hwee Djawa Barat (THKTKH–KHDB), yang merupakan gabungan jemaat-jemaat asuhan NZV dan BFM, termasuk Mangga Besar–Tanah Abang dan Bogor. Tata gereja bercorak presbiterial-sinodal disahkan dalam persidangan tersebut.
Pada 24 April 1939, jemaat Mangga Besar–Tanah Abang keluar dari THKTKH–KHDB karena perbedaan denominasi dan pengaruh nasionalisme Tionghoa. Jemaat Bogor kemudian mengikuti langkah yang sama. Pada 12 Juni 1939, THKTKH Mangga Besar memperoleh pengakuan sebagai kerkgenootschap melalui Keputusan Gubernur Jenderal Nomor C7 (Staatsblad Nomor 298). Pada 13 November 1939, ketiga jemaat—Mangga Besar–Tanah Abang dan Bogor—mengganti nama menjadi Chung Hwa Chi Tuh Chiao Hui (CHCTCH) dan menyatakan diri sebagai gereja Tionghoa merdeka. Lokasi gereja di Mangga Besar berpindah ke Jalan Ketapang Nomor 9 (sekarang Jalan KH Zainul Arifin) pada 16 November 1940.
Konsolidasi dan dinamika
Pada 3 Juni 1945, CHCTCH Kuo Yu Thang, yang berasal dari persekutuan berbahasa Tionghoa di Ketapang, dikonstitusikan sebagai jemaat penuh (didewasakan) dan langsung bergabung dalam Sinode CHCTCH. Pada tahun 1949, jemaat Methodist Teluk Betung bergabung dan bersama jemaat-jemaat lain membentuk Sinode CHCTCH Chu Hui Jakarta, yang pada tahun yang sama menjadi anggota (DGKTI). DGKTI saat itu menaungi 72 jemaat, namun tidak bertahan lama. Pada 25 Mei 1950, Sinode CHCTCH turut berperan dalam pembentukan Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI). Salah satu pengurus awal DGI, yakni bendahara, berasal dari CHCTCH Ketapang. Pada 22 Juni 1952, jemaat CHCTCH Purwakarta, hasil misi dari CHCTCH Ketapang, dikonstitusikan sebagai jemaat penuh (didewasakan).
Pada Maret 1954 terjadi konflik internal di jemaat Ketapang, yang berujung pada keluarnya tiga jemaat—Tanah Abang, Jatinegara, dan Tangerang—dari Sinode CHCTCH, dan bergabung dengan THKTKH–KHDB (sekarang Sinode GKI Wilayah Barat). Pada 5 Desember 1954, jemaat CHCTCH Petamburan juga didewasakan. Sebagian anggotanya berasal dari eks-jemaat Tanah Abang yang memilih tetap berada dalam lingkup CHCTCH. Dalam Konferensi Sinode CHCTCH tahun 1958 di Kuo Yu Thang, nama sinode diubah menjadi Gereja Kristus , yang kemudian diakui secara resmi oleh Departemen Agama Republik Indonesia melalui Surat Keputusan Nomor H/II/2918 tanggal 11 Mei 1963. Pada saat perubahan nama tersebut, terdapat enam jemaat dewasa yang tergabung dalam Sinode: Ketapang, Bogor, Mangga Besar (GKJMB), Teluk Betung, Purwakarta, dan Petamburan.
Pada 2 Juli 1960, jemaat Gereja Kristus Jembatan Hitam bergabung dengan Sinode Gereja Kristus. Di tahun yang sama, Gereja Kristus Cicurug, jemaat asuhan GK Bogor, juga didewasakan. Namun pada 1967, jemaat Cicurug menyatakan keluar dan bergabung dengan Sinode GKI Jawa Barat. Pada 15 Desember 1963, Gereja Kristus Kebayoran Lama ditetapkan sebagai jemaat mandiri (didewasakan). Pada tahun 1968, dua jemaat baru masuk Sinode: Gereja Kristus Sukabumi (bergabung pada 14 Januari) dan Gereja Kristus Cibinong (didewasakan pada 21 November). Kemudian pada 12 Februari 1969, Gereja Kristus Bandung, yang dirintis oleh persekutuan Gereja Sangir Talaud, resmi menjadi jemaat Sinode GK.
Perubahan sistem
Dalam Konferensi Sinode GK pada 14–15 Agustus 1969, sistem tata gereja diubah dari bentuk kongregasional menjadi -sinodal. Pada kesempatan yang sama, dua jemaat dari Gereja Kristen Injili Lampung, yakni Gereja Kristus Tanjung Karang dan Kotabumi, resmi bergabung ke dalam Sinode. Jemaat Kotabumi kemudian dibubarkan pada tahun 1973. Jemaat Gereja Kristus Taruna, yang merupakan Pos PI dari GK Ketapang, didewasakan pada 27 Januari 1972. Kemudian pada 16 Juni 1977, Pos PI Kebayoran Baru, juga asuhan GK Ketapang, didewasakan menjadi Gereja Kristus Kebayoran Baru.
Setelah jeda selama 13 tahun, pada 1 April 1990, Pos PI Teluk Naga, asuhan GK Ketapang, didewasakan menjadi jemaat dan pada tahun 1991 secara resmi diterima dalam Konferensi Sinode GK di Wisma Kinasih, Bogor. Pada 31 Maret 1991, Gereja Kristus Taman Kota, juga asuhan GK Ketapang, didewasakan. Kemudian, pada 24 April 1994, Gereja Kristus Sarua Permai, yang berasal dari Pos PI GK Petamburan, juga didewasakan. Pada 14 November 1998, Pos PI Pamulang didewasakan menjadi Gereja Kristus Pamulang.
Pada 3 Juni 2002, jemaat GKJMB (Gereja Kristus Jemaat Mangga Besar) memisahkan diri dan membentuk sinode baru dengan nama Gereja Kristus Yesus (GKY). Sementara itu, Gereja Kristus Gunung Putri, asuhan GK Cibinong, didewasakan pada 30 Juni 2003 dan diterima resmi menjadi jemaat dalam Konferensi Sinode GK di Wisma Anugerah, Gunung Geulis. Dalam konferensi tersebut, diadakan pemungutan suara untuk menentukan status GKJMB: 53 suara menolak pemisahan, 22 suara mendukung, dan 1 abstain. Sejak saat itu, GKJMB tidak lagi aktif dalam struktur sinode. Pada 16 Agustus 2004, melalui Konferensi Luar Biasa di GK Ketapang, ditetapkan bahwa GKJMB tetap menjadi bagian dari Gereja Kristus, namun berstatus anggota nonaktif, sehingga hak dan kewajibannya dibekukan.
Pada 25–27 November 2004, Sinode Gereja Kristus menjadi tuan rumah Persidangan Majelis Pekerja Lengkap (MPL) PGI, yang berlangsung di Pondok Remaja PGI, Cipayung. Pada Sidang Raya PGI ke-XIV di Wisma Kinasih, Pdt. Kumala Setiabrata, M.Th., dari GK, terpilih sebagai Bendahara Umum Majelis Pekerja Harian PGI untuk periode 2004–2009. Pada 27 Maret 2005, Sinode Gereja Kristus untuk pertama kalinya mengadakan Perayaan Paskah Bersama, yang diselenggarakan di Gedung Hall C PRJ, Kemayoran, Jakarta.
Badan Pekerja Majelis
Badan Pekerja Majelis Sinode Gereja Kristus periode 2024–2027 dipimpin oleh Pdt. Taryono sebagai Ketua Umum. Terdapat juga beberapa bidang dengan masing-masing ketua dan anggotanya. Adapun posisi sekretaris umum dan bendahara umum masing-masing dijabat oleh Pdt. Handri Rusli dan Pnt. Yonathan Wahyu. [ 3 ]
Daftar gereja
Sejumlah gereja yang masuk dalam Sinode Gereja Kristus, antara lain: [ 4 ]
- Gereja Kristus – Kebayoran Lama ( Jakarta Selatan )
- Gereja Kristus – Petamburan ( Jakarta Barat )
- Gereja Kristus – Ketapang ( Jakarta Pusat )
- Gereja Kristus – Bojong Indah (Jakarta Barat)
- Gereja Kristus – Jembatan Hitam (Jakarta Barat)
- Gereja Kristus – Taman Kota (Jakarta Barat)
- Gereja Kristus – Taruna (Jakarta Pusat)
- Gereja Kristus – Kartini ( Kota Bogor )
- Gereja Kristus – Gunung Putri ( Kabupaten Bogor )
- Gereja Kristus – Ciampea (Kabupaten Bogor)
- Gereja Kristus – Cibinong (Kabupaten Bogor)
- Gereja Kristus – Sarua Permai ( Kota Tangerang Selatan )
- Gereja Kristus – Pamulang (Kota Tangerang Selatan)
- Gereja Kristus – Teluk Naga ( Kabupaten Tangerang )
- Gereja Kristus – Tanjung Karang ( Kota Bandar Lampung )
- Gereja Kristus – Teluk Betung (Kota Bandar Lampung)
- Gereja Kristus – Sukabumi ( Kota Sukabumi )
- Gereja Kristus – Purwakarta ( Kabupaten Purwakarta )
- Gereja Kristus – Bandung ( Kota Bandung )
- Gereja Kristus – Gading Serpong (Kabupaten Tangerang)
- Gereja Kristus – Kebayoran Baru (Jakarta Selatan)
- Gereja Kristus – Bogor (Kota Bogor)
- Gereja Kristus – Cibubur Lewi (Kabupaten Bogor)
Referensi
- ^ a b c "Profil Gereja Kristus di situs PGI" . Diarsipkan dari tanggal 2023-08-02 . Diakses tanggal 2013-03-25 .
- ^ a b c "Profil Gereja Kristus" . Diarsipkan dari asli tanggal 2018-06-23 . Diakses tanggal 2012-10-27 .
- ^ "SUSUNAN Badan Pekerja Majelis SINODE GEREJA KRISTUS Periode 2024-2027" . Sinode Gereja Kristus . Diakses tanggal 8 Juli 2025 .
- ^ "Anggota Sinode" . Sinode Gereja Kristus . Diakses tanggal 8 Juli 2025 .
Pranala luar
- Situs web resmi
- Gereja Kristus di Instagram
- Diarsipkan 2023-08-02 di Wayback Machine .