![]() |
Artikel ini
memiliki terlalu banyak
pranala ke artikel lainnya
, dan membutuhkan
perapian
untuk memenuhi
standar kualitas
Wikipedia
.
|
Besutan adalah kesenian teater rakyat tradisional yang berasal dari Kabupaten Jombang , Jawa Timur . Seni tradisional Besutan diperkirakan berkembang pada akhir abad ke-18 , dan merupakan pengembangan seni yang sudah merakyat. [ 1 ] Kesenian ini berkembang di tengah masyarakat agraris dan menjadi bagian penting dari ekspresi budaya lokal, terutama sebagai sarana kritik sosial, hiburan, dan edukasi masyarakat.
Sejarah
Besutan berasal dari bahasa Jawa “besut” (dari “ mbetô maksud ”) yang berarti membawa pesan, karena pertunjukan ini berfungsi sebagai medium komunikasi sosial yang menyampaikan kritik, edukasi, dan hiburan. [ 2 ] Besutan memiliki akar dari pertunjukan , yaitu pertunjukan keliling di desa yang menampilkan tokoh monolog tunggal. Dari ini berkembanglah tokoh "Besut", yang kemudian menjadi ikon pertunjukan. Besut dikenal sebagai sosok yang bijak, lucu, dan kritis terhadap keadaan sosial, serta kerap menyampaikan sindiran melalui kidungan dan tarian. Dalam perkembangannya, pertunjukan ini kemudian dikenal sebagai "Besutan" karena menampilkan peran Besut dan sejumlah tokoh pendukung lainnya. Pada awalnya, pertunjukan dilakukan dengan sangat sederhana dan bersifat keliling dari desa ke desa. Namun, seiring waktu, struktur pertunjukan menjadi lebih kompleks, melibatkan beberapa pemeran seperti Besut, Rusmini (pasangan Besut), Sumo Gambar, dan Man Gondo. [ butuh rujukan ]
Pelaksanaan
Besutan biasanya dimulai dengan ritual dramatik. Seorang pembawa obor mendampingi Besut yang berjalan merayap, bermata tertutup dan mulut disumbat tembakau , melambangkan kondisi rakyat dijajah. [ 3 ] Aksi ini menggambarkan penderitaan rakyat yang tertindas. Ketika sampai di titik tertentu, Besut membuka matanya, melepas tembakau , lalu mengambil obor sebagai simbol kebangkitan dan kesadaran. Ia kemudian menari dan menyampaikan kidungan penuh sindiran sosial, diiringi musik tradisional.
Busana yang dikenakan oleh Besut memiliki makna simbolik: kain putih melambangkan kesucian, tali lawe di perut melambangkan kesatuan, dan topi merah menyimbolkan keberanian. Tema-tema lakon biasanya berisi kritik sosial, kisah cinta, cerita rakyat, hingga perjuangan melawan penindasan. [ 4 ]
Nilai dan upaya pelestarian
Besutan bukan hanya pertunjukan hiburan, tetapi juga merupakan cermin sosial yang menyuarakan aspirasi rakyat kecil. Ia menjadi media edukasi informal yang menyampaikan pesan moral dan semangat kebangsaan melalui parikan, kidungan, dan simbol-simbol visual. Kekuatan Besutan terletak pada kemampuannya untuk mengkritisi tanpa menggurui, menyentuh tanpa melukai.
Sebagai cikal bakal genre pertunjukan Ludruk di Jawa Timur, Besutan telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Kemendikbud RI sejak 2020 . [ 5 ] Namun, tradisi ini masih sangat terbatas eksistensinya. Pemerintah daerah dan pelaku lokal kini terus berupaya melestarikannya lewat pendokumentasian, pendidikan di sekolah, festival kebudayaan, dan promosi inklusif. Meski mengalami penurunan—terutama karena kurangnya regenerasi—upaya revitalisasi tetap berlangsung untuk menjadikan Besutan simbol kebangkitan budaya Jombang dan bagian dari identitas lokal yang patut diwariskan. [ 6 ]
Referensi
- ^ Kompasiana.com (2020-09-15). "Besutan Jombang, Cikal Bakal Kesenian Ludruk yang Terlupakan" . KOMPASIANA . Diakses tanggal 2025-06-18 .
- ^ Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya (30-10-2019). "Besutan Jombang, Besutan berasal dari kata Besut" . Kebudayaan Kemdikbud . Diakses tanggal 18-06-2025 .
- ^ Siswoyo, Agus (2015-12-14). "Keunikan Ritual Pementasan Kesenian Besutan Dari Kabupaten Jombang" . The Jombang Taste . Diakses tanggal 2025-06-18 .
- ^ "Besutan Jombang: Pertunjukan Gemilang Cikal Bakal Ludruk yang Tidak Hanya untuk Dikenang – HIMASTA-ITS" (dalam bahasa American English). 2021-05-27 . Diakses tanggal 2025-06-18 .
- ^ Mamduh, Rojiful. "Dua Budaya Jombang Resmi Diakui Kemendikbud RI - Radar Jombang" . Dua Budaya Jombang Resmi Diakui Kemendikbud RI - Radar Jombang . Diakses tanggal 2025-06-18 .
- ^ Indonesia, Media Mahasiswa (2020-05-29). "Pudarnya Kearifan Lokal Besutan Jombang" . Media Mahasiswa Indonesia . Diakses tanggal 2025-06-18 .