
Baayun Mulud adalah kegiatan mengayun bayi atau anak sambil membaca syair maulid , [ 1 ] biasanya dilaksanakan setiap tanggal 12 Rabiul Awal yang bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad. [ 1 ] Tradisi ini dilaksanakan oleh masyarakat Banjar , Kalimantan Selatan . [ 2 ] Kata ayun artinya ayunan atau buaian, sedangkan kata baayun berarti berayun atau berbuai. Kata mulud berasal dari bahasa Arab yang artinya ungkapan masyarakat Arab untuk kelahiran Nabi Muhammad SAW. [ 2 ] Dengan demikian, Baayun Mulud artinya kegiatan mengayun anak/ bayi sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. [ 2 ]
Pelaksanaan

Tradisi Baayun Mulud bermaksud agar anak-anak Banjar mengikuti keteladanan Nabi Muhammad SAW dan berbakti kepada kedua orang tua. [ 3 ] Tradisi ini biasanya dilakukan di masjid daerah setempat. [ 1 ] Peralatan dan bahan yang diperlukan dalam Baayun Mulud adalah ayunan yang dibuat dari kain sarung wanita atau yang pada ujungnya diikat dengan tali/pengait. [ 3 ] Kain ayunan terdiri dari tiga lapis. [ 3 ] Lapisan paling atas ialah kain sarigading atau sasirangan (kain tenun khas Banjar). [ 3 ] Ayunan dihias dengan janur pohon nipah atau pohon enau dan pohon kelapa . Kemudian terdapat buah pisang , kue cucur , kue cincin , ketupat dengan segala bentuk, dan hiasan lainnya. [ 3 ] Baayun Mulud memiliki syarat upacara yang disebut piduduk . [ 3 ] Piduduk terdiri dari 3,5 liter beras , 1 gula merah , garam untuk anak laki-laki dan sedikit garam ditambah minyak goreng untuk anak perempuan. [ 3 ]
Sejarah
Sebelum kedatangan Islam , masyarakat Kalimantan Selatan menganut kepercayaan nenek moyang. [ 1 ] Baayun Mulud adalah perpaduan budaya antara budaya Islam dengan kepercayaan nenek moyang. [ 1 ] Tradisi mengayun ini sudah ada sebelum Islam masuk ke Kalimantan Selatan . [ 3 ] Tradisi ini bermula di Desa Banua Halat , Kecamatan Tapin Utara , Kabupaten Tapin . [ 2 ] Namun, seiring perkembangan waktu, tradisi ini mulai dilaksanakan seluruh masyarakat di daerah Kalimantan Selatan. [ 2 ] Tradisi ini dianggap sebagai konversi antara agama orang Dayak yang menganut kepercayaan Kaharingan kemudian memeluk agama Islam, di Banua Halat dan daerah sekitarnya. [ 2 ]
Persiapan tradisi baayun mulud
Perlengkapan yang disiapkan dalam tradisi ini adalah ayunan atau buaian untuk bayi. Ayunan atau buaian tersebut terdiri dari tiga lapisan kain, yaitu kain sarigading ( sasirangan ) pada lapisan pertama, pada lapisan kedua, dan ( sarung panjang tanpa sambungan ) pada lapisan ketiga. Untuk menambah kemeriahannya, ayunan biasanya dihias dengan janur dalam berbagai bentuk, seperti burung-burungan, ular-ularan, ketupat bangsur, halilipan, kambang sarai, serta hiasan dari wadai 41 yang mencakup cucur, cincin, pisang, nyiur, dan lain-lain. Bagi orang tua yang bayinya akan mengikuti tradisi Baayun Mulud, akan disiapkan sebuah piduduk , yaitu sebuah sasangan yang berisi beras, gula habang, nyiur, hintalu hayam, benang, jarum, uyah, dan binggul (uang receh). Setelah semua keperluan tersebut siap, maka tradisi Baayun Mulud dapat segera dilaksanakan. Tradisi Baayun Mulud umumnya diselenggarakan oleh masyarakat di masjid atau surau setempat.
Referensi
- ^ a b c d e " Baayun, Tradisi Masyarakat Banjar " . 26 Mei 2014.21.00. Diarsipkan dari asli tanggal 2014-05-27 . Diakses tanggal 2014-05-26 .
- ^ a b c d e f " Baayun Mulud:Tradisi Khas Banjar Merayakan Maulid Nabi " . republika.co.id . Diakses tanggal 26 Mei 2014.21.15 .
- ^ a b c d e f g h " Baayun Maulid, Tradisi Unik Masyarakat Banjar " . itoday.co.id. Diarsipkan dari asli tanggal 2014-05-27 . Diakses tanggal 26 Juni 2014.21.48 . ;