Drs. Asmara Victor Michael Nababan (2 September 1946 – 20 Oktober 2007) [ 1 ] adalah seorang aktivis Hak Asasi Manusia dan Demokrasi di Indonesia . [ 2 ] Asmara Nababan pernah aktif di Komnas HAM , bahkan perannya di Komnas HAM sangatlah vital. [ 3 ] Selain itu, ia juga ikut mendirikan atau mengurus berbagai macam organisasi masyarakat sipil, yaitu Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak kekerasan ( KontraS ), , , , International NGO Forum on Indonesian Development ( INFID ), Perkumpulan HAK di Dili, Jaringan Kerja Lembaga Pelayanan Kristen di Indonesia (JKLPK) dan ( ), serta berbagai Organisasi lainnya. [ 3 ] ) Ia juga pernah menjadi anggota beberapa Tim Pencari Fakta, antara lain, pada kasus kerusuhan Juli 1996 , kerusuhan Mei 1998 maupun Timor Timur 1999 . [ 4 ] Dia juga ikut menyelidiki kasus pembunuhan Munir pada 2004 . [ 4 ] )
Riwayat Hidup
Masa Kecil
Pada tahun 1953 , Asmara Nababan bersama saudara-saudaranya pindah ke medan . [ 2 ] Waktu itu ia sudah duduk di kelas dua Sekolah Rakyat (SR) Nasrani di Jalan Seram, sekelas dengan Akbar Tanjung . [ 2 ] Teman kecil Asmara Nababan biasa memanggilnya Si Tongkar, dalam bahasa batak Tongkar berarti keras kepala. [ 2 ]
Panggilan itu disandangnya karena ia dikenal sebagai anak yang suka berdebat dan berkelahi, selain itu Asmara juga dikenal sebagai aktivis politik . [ 2 ] Saat duduk di bangku SMA Nasrani, Asmara sudah bergabung dengan Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia ( GAMKI ). [ 2 ] Bersama GAMKI ia melakukan aksi protes terhadap keadaan ekonomi bangsa yang semakin memburuk. [ 2 ]
Mahasiswa di Jakarta
Setelah lulus SMA tahun 1964 , Asmara Nababan bertolak ke Jakarta , di sana ia tinggal bersama Panda Nababan , kakaknya. [ 2 ] Selama menjadi mahasiswa , Asmara berpindah-pindah jurusan, pertama ia berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia ( UKI ), ia hanya bertahan selama tiga semester, kemudian pindah ke Sastra Inggris , di sana ia juga tidak melanjutkan kuliahnya. [ 2 ] Kemudian ia pindah ke ( ), sekarang menjadi Institut Kesenian Jakarta ( IKJ ), kendati suka dan berbakat dalam bidang seni , ternyata Asmara pun tak betah. [ 2 ] Pada tahun 1967 , Asmara memutuskan pindah ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia , di sana ia mendalami ilmu hukum . [ 2 ]
Pada tahun 1970 harga minyak di pasar internasional melonjak, penyebabnya adalah perang di Timur Tengah , Negara–negara Arab mulai enggan menjual minyak ke Barat yang menjadi pendukung Israel . [ 2 ] Sebagai eksportir , Indonesia menikmati betul keadaan tersebut, negara memperoleh penghasilan sangat besar dari sektor perminyakan, tapi hal ini justru menjadi bencana, para pejabat tinggi negara mulai giat korupsi . [ 2 ] Aksi protes menolak korupsi pun marak dilakukan oleh berbagai kalangan, kelompok Mahasiswa Menggugat bersama Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia ( KAPPI ) membentuk Komite Anti Korupsi ( ). [ 2 ] Asmara Nababan bersama Akbar Tanjung , Thoby Mutis , Arief Budiman , Marsillam Simanjuntak , Sjahrir , dan yang lain menjadi aktornya. [ 2 ]
Berbagai aksi protes dan advokasi lainnya pun pernah dilakukan oleh Asmara Nababan semasa hidupnya, termasuk menolak proyek Taman Miniatur Indonesia Indah ( TMII ), Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA ) di Tapanuli Utara ( 1983 ), Pembantaian Santa Cruz (1991) , dan lainnya. [ 2 ] Asmara Nababan menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada tahun 1975 , kendati tamat ia tak pernah mengambil ijazah Sarjana Hukum (SH). [ 2 ]
Pada 7 juni 1993 , Presiden Soeharto membentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM ), melalui mantan Jaksa Agung Ali Said SH memilih sejumlah orang untuk diangkat menjadi anggota Komnas HAM, salah satunya Asmara Nababan. [ 2 ] Tahun 1994 Asmara Nababan medapat tugas ke Aceh untuk membebaskan 11 anggota Gerakan Aceh Merdeka ( GAM ) yang ditahan, kemudian pada 1998 Asmara kembali mendatangi aceh , di sana Asmara dan kawan-kawan mengungkap dan membongkar sebuah kuburan massal yang diyakini sebagai korban selama Aceh menjadi ( DOM , 1989 - 1998 ). Hal tersebut memicu ketegangan antara Komnas HAM denga Pemerintah saat itu. [ 2 ]
Mulanya Komnas HAM dianggap tidak akan mampu menjalankan tugasnya, dan hanya menjadi alat kepentingan pemerintah saja, tetapi berkat peran Asmara Nababan dan Kawan-kawan termasuk , Kepercayaan publik terhadap Komnas HAM saat itu terus meningkat. [ 2 ] Hal itu terlihat dari upaya pengungkapan berbagai kasus pelanggaran HAM yang dilakukan Komnas HAM , Misal Komnas HAM membentuk ( ) dalam menuntaskan kasus di Timor Timur . [ 2 ] Asmara menjadi Sekretaris Jenderal Komnas HAM untuk periode 1993 - 1998 . [ 1 ]
Nama Asmara Nababan diabadikan sebagai ruang pengaduan di Gedung Komisi Nasional Hak Asasi Manusia , Jakarta Pusat [ 5 ] .

Pemikiran
Tentang demokrasi
Ada beragam paham demokrasi di dunia. [ 6 ] Walaupun demikian, ada dua ciri utama dari semua jenis demokrasi , yaitu bahwa mereka mempunyai baik unsur-unsur universal maupun elemen-elemen lokal yang tak terhindarkan harus turut diperhitungkan pada saat suatu beroperasi. [ 6 ] )
Menyadari ciri-ciri demokrasi ini, para pendiri KID memilih untuk mewadahi berlangsungnya suatu proses dialektika dinamis antara kedua elemen demokrasi itu. [ 6 ] Suatu dialog kontekstual yang saling memperkaya antara keduanya dikelola dengan dada lapang. [ 6 ] Demokrasi jenis ini dinamakan oleh KID sebagai . [ 6 ]
Tentang Multikulturalisme
Multikulturalisme —didefinisikan secara umum oleh banyak kalangan sebagai sebagai sebuah kepercayaan yang menyatakan bahwa kelompok-kelompok etnik atau budaya ( ethnic and cultural groups) dapat hidup berdampingan secara damai dalam prinsip coexistence yang ditandai oleh kesediaan untuk menghormati budaya lain—adalah sebuah tema yang relatif baru dibicarakan di negeri ini. [ 6 ]
Sebagai sebuah tema, multikulturalisme dibicarakan umumnya dalam kerangka mengunjungi kembali (revisiting) dan menemukan kembali (reinventing) gagasan-gagasan yang lebih masuk akal tentang bagaimana sebuah masyarakat majemuk di Indonesia ini dapat dikembangkan dalam sebuah konsepsi masyarakat “warna-warni” yang tidak saja berciri partisipatoris namun juga emansipatoris. [ 6 ]
Berbeda dengan pluralisme yang menekankan pada perbedaan ide, multikulturalisme berkenaan dengan kebedaan yang bersumber terutama pada identitas etnik dan agama . [ 6 ] Sebagai misal, orang bisa berasal dari etnik dan agama yang sama namun memiliki orientasi politik yang berbeda. [ 6 ] Namun, sangat jelas bahwa di antara etnik dan penganut agama yang berbeda selalu dapat ditemukan identitas sosial dan budaya yang berbeda, dari yang sangat simbolik hingga yang sangat nyata. [ 6 ] Identitas kelompok etnik dan agama, oleh karena itu, adalah sebuah entitas sosial dan budaya yang sering melampaui batas-batas kelas, gender , dan ideologi politik . [ 6 ]
Kehidupan Pribadi
Keluarga
Anak bungsu dari sebelas bersaudara ini memiliki nama lengkap Asmara Victor Michael Nababan . [ 2 ] Ayahnya bernama , Ibunya , sedangkan sepuluh saudara kandung Asmara Nababan yang lain berturut adalah ( 1930 ), ( 1932 ), Soritua Albert Ernst Nababan ( 1933 ), ( 1934 ), ( 1935 ), ( 1937 ), ( 1938 ), ( 1940 ), ( 1942 ), Pandapotan Maruli Asi ( 1944 ). [ 2 ] Istrinya bernama . [ 2 ] Dari perkawinannya, Asmara Nababan dikaruniai tiga orang puteri dan seorang putra. [ 2 ] Puteri pertama bernama , Puteri kedua, , puteri ketiga, , dan Putera bungsu . [ 2 ]
Kematian
Asmara Nababan menghembuskan napas terakhir di rumah sakit Fuda, Guangzhou , China pada 20 Oktober 2007 pukul 12.30 waktu setempat. Ia meninggal dunia akibat kanker paru-paru yang telah diderita selama setahun lebih. [ 4 ] Asmara Nababan dimakankan di Pemakaman Tanah Kusir , Jakarta Selatan . [ 4 ]
Referensi
- ^ a b "In Memoriam" . Diarsipkan dari asli tanggal 2014-04-09 . Diakses tanggal 2014-04-08 .
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z 2011. Asmara Nababan: Oase Bagi Setiap Kegelisahan . Jakarta: PCD Press and Demos. ISBN 978-979-99969-1-6
- ^ a b "Asmara Nababan" . Diarsipkan dari asli tanggal 2014-04-08 . Diakses tanggal 2014-04-08 .
- ^ a b c d Asmara Victor Michael Nababan
- ^ Setiawan, Aries (1 November 2010). "Ada Ruang Asmara Nababan di Komnas HAM" . Viva.co.id . Diakses tanggal 8 Juli 2025 .
- ^ a b c d e f g h i j k "Artikel Asmara Nababan" . Diarsipkan dari asli tanggal 2014-04-08 . Diakses tanggal 2014-04-08 .