Abon bakau | |
---|---|
Tempat asal | Indonesia |
Daerah | Kepulauan Riau |
Dibuat oleh | Suku Melayu di Kepulauan Riau |
Suhu penyajian | Suhu ruangan |
Bahan utama | Kepiting bakau, santan |
![]() ![]() |
Abon bakau adalah salah satu makanan khas dari Kepulauan Riau , berupa abon yang dibuat dari bahan baku utamanya memanfaatkan serat daging kepiting bakau ( Scylla serrata , Melayu : kepiting bangkang ; ketam bakau ) [ 1 ] yang telah dikeringkan. Abon olahan ini memiliki tekstur menyerupai serat kapas, yang dihasil melalui proses pemisahan dan pengeringan serat daging kepiting. [ 2 ]
Karena memiliki kadar air yang sangat rendah, abon kepiting bakau memiliki daya simpan yang lama, bahkan dapat bertahan berminggu-minggu hingga berbulan-bulan dalam kemasan kedap udara. [ 2 ] Sentra produksi abon bakau dan budidaya kepiting bakau di Kepulauan Riau dapat ditemukan di beberapa daerah, antara lain Belitung dan Batam . [ 1 ] [ 3 ] [ 4 ]
Kandungan gizi

Kepiting bakau ( Scylla serrata) sebagai bahan utama abon bakau merupakan sumber nutrisi yang kaya. Daging kepiting ini mengandung 1,36 % lemak dan 8,81 % protein . Dari total kandungan lemaknya, 11 % adalah asam eikosapentanoat (EPA) dan 5,2 – 6,6 % adalah asam dokosaheksaenoat (DHA), [ 5 ] keduanya merupakan jenis asam lemak omega-3 yang penting. Selain itu, kepiting bakau juga kaya akan mineral, dengan kandungan kalsium sebesar 11,5 mg/100 g, besi 19,1 mg/100 g, dan seng 13,0 mg/100g. [ 6 ] [ 7 ]
Cara membuat
Pembuatan abon kepiting bakau dimulai dengan merebus 1 kilogram daging kepiting, lalu memisahkan serat dagingnya untuk disuwir. Bumbu-bumbu yang digunakan dalam proses ini meliputi 5 batang serai , diambil bagian putihnya dan diiris tipis; 2 ruas lengkuas , diiris tipis lalu digiling halus; 10 siung bawang merah dan 5 siung bawang putih , digiling halus; serta ketumbar , merica , gula merah , garam , dan penyedap rasa secukupnya. Seluruh bumbu ini kemudian dicampur dengan 300 ml santan . [ 2 ] [ 4 ]
Proses memasak melibatkan pencampuran daging kepiting suwir dengan bumbu dalam wajan, kemudian diaduk terus-menerus hingga kadar air berkurang. Setelah itu, daging kepiting digoreng hingga agak kering. Daging kepiting yang telah digoreng kemudian dimasukkan ke dalam alat pemeras dan didinginkan. Abon kepiting bakau yang telah jadi dapat langsung disajikan atau dikemas. [ 2 ] Proses pengeringan yang menyatu dalam pembuatan abon ini berkontribusi pada daya tahannya yang lama; jika prosesnya dilakukan dengan benar, maka abon dapat bertahan hingga satu bulan dalam wadah kedap udara. [ 8 ]
Variasi
Variasi warna abon bakau umumnya dipengaruhi oleh pilihan penggunaan rempah dan kecap dalam proses pengolahannya. Warna abon dapat bervariasi dari cokelat terang hingga kehitaman, tergantung pada jumlah dan jenis kecap yang digunakan. Perbedaan ini memungkinkan produsen untuk menciptakan abon dengan cita rasa dan penampilan yang berbeda, sesuai preferensi konsumen. [ 2 ] [ 4 ]
Referensi
- ^ a b Fajar, Jay (2024-08-15). "Inovasi Budi daya Kepiting Bakau di Batam, Solusi Nelayan dari Kerusakan Pesisir" . Mongabay.co.id . Diakses tanggal 2025-06-17 .
- ^ a b c d e Charlina, Riani (2018-02-02). "Abon Kepiting Bakau" . budaya-indonesia.org . Perpustakaan Digital Budaya Indonesia . Diakses tanggal 2025-06-16 .
- ^ Asnawi, M. Asad (2025-03-15). "Batam Ekspor Jutaan Kepiting Bakau, Mangrove Harus Terjaga" . Mongabay.co.id . Diakses tanggal 2025-06-17 .
- ^ a b c Rizki, Regina (08 Jul 2024). "Abon Kepiting Khas Belitung, yang Diburu Wisatawan" . RRI . Diakses tanggal !7 Juli 2025 .
- ^ Sundarrao, K.; Tinkerame, J.; Kaluwin, C.; Singh, K.; Matsuoka, T. (1991-09). "Lipid content, fatty acid, and mineral composition of mud crabs (Scylla serrata) from Papua New Guinea" . Journal of Food Composition and Analysis . 4 (3): 276– 280. doi : 10.1016/0889-1575(91)90040-d . ISSN 0889-1575 .
- ^ Mohapatra, Anil; Rautray, T.R.; Patra, Ajit K.; Vijayan, V.; Mohanty, Rajeeb K. (2009-01). "Elemental composition in mud crab Scylla serrata from Mahanadi estuary, India: In situ irradiation analysis by external PIXE" . Food and Chemical Toxicology . 47 (1): 119– 123. doi : 10.1016/j.fct.2008.10.016 . ISSN 0278-6915 .
- ^ Swasthikawati, Sri; Pratiwi, Rarastoeti; Trijoko. "Kandungan Lemak Total, Kalsium (Ca), Besi (Fe) dan Seng (Zn) pada Kepiting (Scylla serrata, Forsskal) Selama Proses Ekdisis" . JURNAL SAIN VETERINER . 32 (2) (Edisi Desember 2014). ISSN 0126-0421 .
- ^ "Agar Abon Buatan Sendiri Tahan Lama" . Kompas. 2012-08-09 . Diakses tanggal 2025-06-13 .