
Fesival Budaya Lembah Baliem ini adalah sebuah acara untuk melestarikan budaya masyarakat Lembah Baliem ( Hubula , Lani , Yali , Ngalik , Nduga , Walak , dll.) yang umumnya digelar di wilayah kabupaten Jayawijaya pada bulan Agustus dengan cara memperkenalkan budaya tempat itu seperti bahasa; cerita asal usuk rakyat; tarian-tarian daerah dari masing-masing suku; kerajinan tangan seperti; noken, ukiran kayu, koteka, tombak, dan sali (rok rumbai kayu); dan puncaknya skenario perang suku tiruan. Festival ini sudah digelar sejak tahun 1989.
Lokasi
FBLB ini lokasinya setiap tahun berpindah-pindah. Pada tahun 2019, festival ini berlokasi di Distrik Walesi, Lembah Baliem , kota Wamena , Kabupaten Jayawijaya , Papua Pegunungan . Perjalanan yang ditempuh dari bandara hingga ke tempat lokasi yaitu 6,0 km dengan waktu kurang lebih 17 menit.
Keunikan

Selain bahasa, cerita rakyat (asal usul), tari-tarian adat, kerajinan tangan, dan juga keunikan yang terjadi pada festival ini berupa :
- Noken dengan mempunyai panjang 30 meter yang juga noken tersebut masuk dalam rekor MURI.
- Ada atraksi paralayang (flying fox) dari para TNI.
- Selama festival berlangsung, ada beberapa warga asli yang menggunakan baju adat dan berkeliling disekitaran pengunjung untuk menawarkan foto bersama dengan bayaran minimal Rp.50.000 untuk satu kali foto.
- Selain menikmati festival yang sedang berlangsung, pemandangan alami Lembah Baliem di sekeliling lokasi tersebut bisa ikut dinikmati.
Upaya Pelestarian
Lewat festival ini Pemerintah dan tiap-tiap kepala suku setempat, para pengunjung diharapkan menjaga kelestarian alam Lembah Baliem agar tetap terus bersih dan tetap menjaga kehijauan alam. Diharapkan warga setempat supaya tidak lupa dengan asal-usul budaya, dan ciri khas budaya setempat, agar budaya tidak luntur.