Alfiat, seorang asisten pelatih sepak bola asal Kediri, Jawa Timur, telah menjadi sosok penting di balik layar kesuksesan beberapa klub sepak bola Indonesia dalam lima tahun terakhir (kapan). Meskipun namanya tak terlalu dikenal luas oleh publik (siapa), sepak terjangnya telah menyelamatkan beberapa klub dari jurang degradasi, termasuk Persik Kediri, Persijap Jepara, dan Persiku Kudus (apa). Awalnya, Alfiat memulai kiprahnya dengan membawa Persik Kediri promosi dari Liga 3 ke Liga 2 pada tahun 2019, sebuah prestasi yang luar biasa mengingat klub tersebut sedang mengalami masa sulit dan tak dilirik oleh banyak pelatih (mengapa). Keberhasilan tersebut diraihnya dengan tekad kuat dan kerja keras, bahkan rela turun jabatan menjadi asisten pelatih di Liga 2 2019 karena terkendala lisensi kepelatihan, namun tetap berkontribusi besar dalam keberhasilan Persik promosi ke Liga 1 pada tahun 2020. Kemudian, Alfiat dipercaya manajemen Persik untuk membantu klub lain yang membutuhkan pertolongan, seperti Persijap dan Persiku. Di kedua klub tersebut, Alfiat mampu menunjukkan kemampuannya dalam mengangkat performa tim dan membawa mereka menjauhi zona degradasi (bagaimana). Saat ini, Alfiat masih berjuang untuk menyelamatkan Persiku Kudus dari ancaman degradasi melalui dua laga sisa di musim kompetisi Pegadaian Liga 2 2024/2025, menunjukkan dedikasi dan konsistensinya dalam dunia sepak bola Indonesia. Kisah Alfiat membuktikan bahwa kontribusi besar tak selalu harus datang dari sorotan lampu sorot, melainkan juga dari kerja keras dan dedikasi yang tinggi di balik layar.
Alfiat, seorang asisten pelatih sepak bola asal Kediri, Jawa Timur, telah menjadi sosok penting di balik layar kesuksesan beberapa klub sepak bola Indonesia dalam lima tahun terakhir (kapan). Meskipun namanya tak terlalu dikenal luas oleh publik (siapa), sepak terjangnya telah menyelamatkan beberapa klub dari jurang degradasi, termasuk Persik Kediri, Persijap Jepara, dan Persiku Kudus (apa). Awalnya, Alfiat memulai kiprahnya dengan membawa Persik Kediri promosi dari Liga 3 ke Liga 2 pada tahun 2019, sebuah prestasi yang luar biasa mengingat klub tersebut sedang mengalami masa sulit dan tak dilirik oleh banyak pelatih (mengapa). Keberhasilan tersebut diraihnya dengan tekad kuat dan kerja keras, bahkan rela turun jabatan menjadi asisten pelatih di Liga 2 2019 karena terkendala lisensi kepelatihan, namun tetap berkontribusi besar dalam keberhasilan Persik promosi ke Liga 1 pada tahun 2020. Kemudian, Alfiat dipercaya manajemen Persik untuk membantu klub lain yang membutuhkan pertolongan, seperti Persijap dan Persiku. Di kedua klub tersebut, Alfiat mampu menunjukkan kemampuannya dalam mengangkat performa tim dan membawa mereka menjauhi zona degradasi (bagaimana). Saat ini, Alfiat masih berjuang untuk menyelamatkan Persiku Kudus dari ancaman degradasi melalui dua laga sisa di musim kompetisi Pegadaian Liga 2 2024/2025, menunjukkan dedikasi dan konsistensinya dalam dunia sepak bola Indonesia. Kisah Alfiat membuktikan bahwa kontribusi besar tak selalu harus datang dari sorotan lampu sorot, melainkan juga dari kerja keras dan dedikasi yang tinggi di balik layar.