Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaBerita Utama

Alfiat: Spesialis Penyelamat Klub Sepak Bola Indonesia yang Tak Terlihat

48
×

Alfiat: Spesialis Penyelamat Klub Sepak Bola Indonesia yang Tak Terlihat

Share this article
Example 468x60

Alfiat, seorang asisten pelatih sepak bola asal Kediri, Jawa Timur, telah menjadi sosok penting di balik layar kesuksesan beberapa klub sepak bola Indonesia dalam lima tahun terakhir (kapan). Meskipun namanya tak terlalu dikenal luas oleh publik (siapa), sepak terjangnya telah menyelamatkan beberapa klub dari jurang degradasi, termasuk Persik Kediri, Persijap Jepara, dan Persiku Kudus (apa). Awalnya, Alfiat memulai kiprahnya dengan membawa Persik Kediri promosi dari Liga 3 ke Liga 2 pada tahun 2019, sebuah prestasi yang luar biasa mengingat klub tersebut sedang mengalami masa sulit dan tak dilirik oleh banyak pelatih (mengapa). Keberhasilan tersebut diraihnya dengan tekad kuat dan kerja keras, bahkan rela turun jabatan menjadi asisten pelatih di Liga 2 2019 karena terkendala lisensi kepelatihan, namun tetap berkontribusi besar dalam keberhasilan Persik promosi ke Liga 1 pada tahun 2020. Kemudian, Alfiat dipercaya manajemen Persik untuk membantu klub lain yang membutuhkan pertolongan, seperti Persijap dan Persiku. Di kedua klub tersebut, Alfiat mampu menunjukkan kemampuannya dalam mengangkat performa tim dan membawa mereka menjauhi zona degradasi (bagaimana). Saat ini, Alfiat masih berjuang untuk menyelamatkan Persiku Kudus dari ancaman degradasi melalui dua laga sisa di musim kompetisi Pegadaian Liga 2 2024/2025, menunjukkan dedikasi dan konsistensinya dalam dunia sepak bola Indonesia. Kisah Alfiat membuktikan bahwa kontribusi besar tak selalu harus datang dari sorotan lampu sorot, melainkan juga dari kerja keras dan dedikasi yang tinggi di balik layar.

Alfiat, seorang asisten pelatih sepak bola asal Kediri, Jawa Timur, telah menjadi sosok penting di balik layar kesuksesan beberapa klub sepak bola Indonesia dalam lima tahun terakhir (kapan). Meskipun namanya tak terlalu dikenal luas oleh publik (siapa), sepak terjangnya telah menyelamatkan beberapa klub dari jurang degradasi, termasuk Persik Kediri, Persijap Jepara, dan Persiku Kudus (apa). Awalnya, Alfiat memulai kiprahnya dengan membawa Persik Kediri promosi dari Liga 3 ke Liga 2 pada tahun 2019, sebuah prestasi yang luar biasa mengingat klub tersebut sedang mengalami masa sulit dan tak dilirik oleh banyak pelatih (mengapa). Keberhasilan tersebut diraihnya dengan tekad kuat dan kerja keras, bahkan rela turun jabatan menjadi asisten pelatih di Liga 2 2019 karena terkendala lisensi kepelatihan, namun tetap berkontribusi besar dalam keberhasilan Persik promosi ke Liga 1 pada tahun 2020. Kemudian, Alfiat dipercaya manajemen Persik untuk membantu klub lain yang membutuhkan pertolongan, seperti Persijap dan Persiku. Di kedua klub tersebut, Alfiat mampu menunjukkan kemampuannya dalam mengangkat performa tim dan membawa mereka menjauhi zona degradasi (bagaimana). Saat ini, Alfiat masih berjuang untuk menyelamatkan Persiku Kudus dari ancaman degradasi melalui dua laga sisa di musim kompetisi Pegadaian Liga 2 2024/2025, menunjukkan dedikasi dan konsistensinya dalam dunia sepak bola Indonesia. Kisah Alfiat membuktikan bahwa kontribusi besar tak selalu harus datang dari sorotan lampu sorot, melainkan juga dari kerja keras dan dedikasi yang tinggi di balik layar.

Example 300x600

Sumber : https://www.bola.com/indonesia/read/5924315/kisah-alfiat-asisten-pelatih-persik-dijuluki-spesialis-penyelamat-klub-yang-sedang-sekarat

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita

Pringsewu ,Retorikalampung.com – Puluhan warga dan emak-emak di RT 06 dan RT 07 Lingkungan IV, Kelurahan Pringsewu Timur, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu geruduk rumah indekos yang diduga menjadi tempat melepas syahwat. Aksi damai para warga dengan memasang banner berisi tulisan “menolak adanya prostitusi berkedok kos-kosan” ini, lantaran mereka merasa “geram” dengan aktifitas keluar dan masuk…